Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jakarta Islamic School Buat Sistem Belajar Melalui Daring di Masa Pandemi

kurnia - Senin, 15 Juni 2020 - 16:28 WIB

Senin, 15 Juni 2020 - 16:28 WIB

7 Views ㅤ

Jakarta, MINA –  Jakarta Islamic School (JISc) kreatif melakukan pembelajaran Daring ) selama Masa Pandemi karena ditiadakannya kegiatan belajar di sekolah dengan membuat sistem pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi digital.

Founder JISc Fifi. P. Jubilea mengatakan, masa pandemi merupakan tantangan bagi sekolah bagaimana pembelajaran tetap efektif saat tatap muka tidak bisa dilakukan seperti biasa di sekolah.

“Ini ibarat kita sedang menghadapi badai di laut. Apa yang harus kita lakukan? Seorang nahkoda atau pemimpin harus dapat mengambil keputusan dengan cepat ke mana dan bagaimana kapal bisa melewati badai,” ujar Mam Fifi, di Jakarta, Senin (15/6).

Mam Fifi dengan sigap mengumpulkan para guru dan staf, membuat pelatihan, dan mengarahkan dengan rinci apa saja yang harus dilakukan menghadapi situasi yang tidak menentu ini. Dibuatlah suatu inovasi yaitu membuat video original dari para guru seperti layaknya mengajar di kelas.

Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

“Tapi di sekolah ini, guru guru JISc membuat konten videonya sendiri. Guru-guru syuting seakan-akan memang sedang di depan murid-muridnya, bedanya ini, murid-muridnya di rumah masing-masing,” katanya.

“Ini bisa membuat anak semangat dan tidak jenuh di rumah, karena melihat gurunya langsung dalam pembelajaran walaupun dalam online,” tambah Mam Fifi.

Mam Fifi mengungkapkan, dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarana belajar mengajar yang dilengkapi dengan konten yang menarik ini, maka pembelajaran tetap dapat berjalan walaupun jarak jauh alias online.

Anak-anak tetap bisa berinteraksi dengan guru-gurunya, tetap bisa melihat gurunya mengajar walau dalam video, tidak bertatap muka langsung supaya tetap ada ikatan hati antara anak dan gurunya.

Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung

“Ide ini diprakarsai oleh Mam Fifi sebagai Principal JISc. Video-video yang dibuat oleh guru-guru JISc lebih menarik karena original, gurunya langsung yang mengajar,” ujar Mam Fifi.

Dalam satu hari, JISc memproduksi 15 – 30 video dan memerlukan waktu sekitar 4 jam untuk mengedit 1 video. Total pembuatan satu rekaman untuk satu subject adalah 6 jam dari sejak latihan (agar yang diajar adalah intisarinya), juga latihan suara dll, controlling, take rekaman dan retake bila ada yang tidak sesuai sampai proses editing.

Selain menarik, pembelajaran lewat online di JISc lebih fun untuk murid-murid karena mereka tetap dapat menyaksikan gurunya mengajar, meskipun lewat online.

Guru dituntut untuk mengajar dengan ceria dan interaktif agar anak-anak tidak jenuh dan juga pengawasan intens atas hadirnya anak-anak pada masa pembelajaran online berlangsung.

Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia

Lewat aplikasi Google Classroom, para guru tetap dapat berinteraksi dengan siswa lewat fitur yang disediakan, antara lain: Fitur Stream, Classwork, pemberian tugas di Assignment, dan juga pemberian Materi berupa Video yang dibuat sendiri oleh guru, guru hanya perlu melampirkan link YouTube yang berisi video-video guru tersebut yang telah direkam sebelumnya.

“Yang dilakukan Jakarta Islamic School sangat berbeda dengan sekolah yang lainnya. Guru-guru di JISc melakukan syuting agar selalu tercipta ikatan hati antara guru dan murid. Jadi pola materi pembelajaran pun berkesinambungan dengan mata pelajaran yang sebelumnya diterima murid-murid ketika di sekolah,” kata Mam Fifi.

Tujuan pembelajaran online melalui Zoom dan Google Classroom, baik secara Live maupun rekaman video, menurut Mam Fifi, adalah untuk memudahkan orang tua sehingga proses pembelajaran berlangsung sesuai metode yang diajarkan di sekolah.

“Kami berharap memudahkan untuk mencapai target pembelajaran dengan kondisi seperti ini. Kami khawatir banyak target pembelajaran yang tidak tercapai. Dan akan sangat menyusahkan orangtua murid,” ujar Mam Fifi.

Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris

Menurutnya, kegiatan belajar menggunakan daring, membuat anak-anak lebih mandiri dan tetap dipantau gurunya seperti di sekolah.

“Mendidik anak agar mandiri yang harus diperhatikan membangun hubungan emosional guru dan siswa agar tetap terjaga,” katanya.

Semua guru di JISc memanfaatkan media sosial, teknologi dan aplikasi belajar daring. Mereka melakukan shooting setiap hari sehingga suasana mengajar tetap terasa seperti di sekolah. Video-video yang dibuat dapat dilihat di akun YouTube JISc Nursery & Kindergarten, JISc Primary, dan JISc Secondary.

JISc merupakan sekolah Islam internasional yang menyelenggarakan pendidikan tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA dan memadukan tiga kurikulum: Nasional, Islamic, dan international (Edexcell center). Selain berlokasi di Jakarta Timur, JISc juga dapat dijumpai di Depok, Jakarta Barat, serta Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBs) dan Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc) di Mega Mendung, Jawa Barat. (L/R3/P1))

Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Kolom
Internasional
Palestina
Palestina