Jakarta, MINA – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berhasil meraih penghargaan Indonesia Best Companies in Health, Safety, Security, and Environmental (HSE) Implementation 2024 dari SWA Media di Jakarta, Senin (4/3).
Direktur Dukungan Bisnis Jakpro, Solihin kepada MINA, Selasa, mengatakan, perusahaan yang memiliki core bisnis pada sektor properti dan infrastruktur, Jakpro memandang faktor HSE serta manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai elemen integral dari sistem manajemen bisnis yang luas.
“Dengan menerapkan sistem manajemen K3 atau HSE Management System secara konsisten, perusahaan akan semakin produktif dan mampu menghadapi persaingan industri di sektor masing-masing,” ujar Solihin.
Sementara itu, kompetisi ini merupakan sebuah ajang penilaian tentang seberapa berdampak penerapan HSE di lingkungan kantor. Karena diyakini bahwa Sistem Mangement Keselamatan, Kesehatan Kerja sangat penting karena dirasa mampu meningkatkan keselamatan kerja dan produktivitas tenaga kerja, menekan angka kecelakaan kerja dan kehilangan jam kerja, serta angka kerusakan produk sekaligus penghematan biaya.
Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal
Ajang kompetisi ini pun diikuti oleh Perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti; PT Trakindo, PT Tower Bersama Group, PT IHC, PT Saru Husada, PT Bukit Asam, PT Pertamina Geo Termal Energy, dan PT Pertamina Nusantara Regas.
Saat menerima penghargaan, Solihin juga menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan pada pihaknya.
“Selama ini Perusahaan berkomitmen mengimplementasikan K3. Karena kami memiliki keyakinan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja perlu dibangun dan dijalankan terus menerus dan berkelanjutan,” ujarnya.
SWA Media Group menggelar ajang Indonesia Best Companies in HSE Implementation 2023 untuk pertama kalinya kepada perusahaan-perusahaan di berbagai sektor yang telah menerapkan K3 dengan baik dan berhasil.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari
Ajang tersebut digelar sebagai upaya mengapresiasi dan memacu penerapan K3 serta mencari perusahaan yang mengimplementasikan HSE Excellence di berbagai sektor industri.
Sebelumnya, dalam rangka momentum memperingati Hari Peduli Sampah Nasional setiap tanggal 21 Februari, Jakpro juga mendapatkan penghargaan dari Waste4chance untuk kategorisasi The initiative of “Clean Desk Policy for Entry Point to Responsible Waste Management”.
Penghargaan diberikan oleh Waste4change kepada Jakpro di pergelaran Biophilia at ISA Art Gallery, Sudirman, Jakarta.
Baca Juga: Menag Akan Buka Fakultas Kedokteran di Universitas PTIQ
Clean desk policy merupakan pemeliharaan fundamental dalam confidential informasi dan juga pengendalian sampah perkantoran yang keluarannya dalam bentuk komitmen kebijakan dan implementasinya dalam aksi penerapan Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Repair (5R) pada lingkungan kerja.
Bersamaan dengan itu, dalam rangkaian pelaksanaan Biophilia penghargaan diberikan pula kepada Tempo, Kedutaan Australia, Unilever, Bank BRI, Bank DBS, Body Shop, Kementrian Keuangan, Kementrian PUPR, Sinar Mas Land, Traveloka, Telaga Kahuripan, hingga kepada World Clean Up Day.
Penghargaan ini, sebagai bentuk apresiasi Waste4Change kepada berbagai perusahaan dan komunitas yang telah melakukan upaya pengelolaan sampah dengan baik dan bertanggung jawab. Upaya tersebut mulai dari meminimalisir timbulan limbah, penggunaan kemasan ramah lingkungan, sampai meningkatkan nilai daur ulang.
Atas apresiasi ini, Jakpro berterima kasih kepada Waste4change telah menjadi inisiator penyelenggaraan acara award pada momentum hari lingkungah hidup ini. Kami berharap kegiatan apresiasi kepada dunia usaha terus berlanjut sehingga menjadi dorongan terbentuknya ekosistem bisnis yang berpihak pada lingkungan untuk recovery bumi kita lebih baik.
Baca Juga: Presiden Prabowo Bertekad Perangi Kebocoran Anggaran
Clean desk policy adalah langkah pengamanan data dan informasi dengan menyimpan seluruh informasi yang bersifat sensitif dan rahasia dengan baik. Tidak meninggalkan berkas penting di atas meja saat pegawai sudah pulang atau saat sedang istirahat.
Seluruh berkas yang dianggap penting dapat disimpan dalam laci dan ditutup dengan rapat. Jakpro telah menerapkan kebijakan ini selama enam bulan terakhir.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pegawai tentunya tidak terlepas dari penggunaan kertas atau berkas fisik. Apabila berkas tersebut tidak diorganisir dengan baik, maka berkas tersebut akan menumpuk dan tidak teratur di meja kerja.
Hal ini tentunya akan mengganggu produktivitas dan kenyamanan kerja pegawai. Menjaga kebersihan dan kerapian meja kerja secara berkelanjutan menjadi salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Basah
Selain untuk meningkatkan produktivitas kerja, meja yang bersih dan rapi akan mendukung langkah pengamanan data dan informasi instansi. Dalam hal ini, dikenal dengan istilah clean desk policy.
Untuk mendukung clean desk policy dapat dilakukan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk memaksimalkan upaya penyimpanan berkas dalam bentuk softcopy dan hanya mencetak dokumen yang benar-benar dibutuhkan bentuk fisiknya;
2. Memastikan laci yang digunakan untuk menyimpan berkas penting selalu dalam keadaan terkunci apabila sedang ditinggalkan;
3. Tidak menuliskan kata sandi komputer pada media apapun;
4. Memastikan komputer selalu dalam keadaan terkunci atau mati saat ditinggalkan;
5. Memastikan meja kerja bersih dai segala macam berkas, dokumen, dan kertas sebelum pulang bekerja;
6. Menghancurkan dokumen cetak yang sudah selesai digunakan.
Berkas aktif yang masih digunakan dan tidak tertata di atas meja sering kali menjadi penyebab meja kerja menjadi tidak nyaman. Selain enam hal tersebut, pegawai juga dapat melakukan beberapa hal agar meja kerjanya lebih tertata.
Dengan mengorganisir berkas aktif ke dalam beberapa map yang diberi label berdasarkan sifatnya (biasa, segera, sangat segera) dan berdasarkan keamanannya. Menyusun to do list juga perlu dilakukan agar tidak ada pekerjaan yang tertinggal.
Baca Juga: Prof Yon Mahmudi: Israel Dapat Keuntungan dari Krisis Suriah Saat Ini
Selain itu, berkas yang sudah selesai digunakan (inaktif) juga sebaiknya segera disimpan di lemari atau rak berkas masingmasing pegawai, untuk berkas yang tidak lagi digunakan, sebaiknya langsung dihancurkan.
Apabila sudah selesai bekerja, pastikan semua barang yang terdapat di atas meja kerja dikembalikan pada tempatnya. Sehingga keesokan harinya pegawai dapat segera melakukan pekerjaan di pagi hari, agar tidak perlu merapikan meja kerja terlebih dahulu.
Hal yang perlu diingat, masing-masing pegawai bertanggung jawab atas keamanan dan kerahasiaan atas berkas-berkas yang dikerjakan. Apabila kegiatan ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya akan sangat bermanfaat.
Keberlanjutan menjadi hal yang penting bagi industri dan bisnis saat ini. Saat ini eksekutif pemilik bisnis di seluruh dunia menganggap strategi keberlanjutan diperlukan untuk lebih kompetitif. Sederhananya, keberlanjutan adalah pendekatan bisnis yang dimaksudkan untuk menciptakan nilai jangka panjang dengan mempertimbangkan bagaimana suatu bisnis beroperasi dan apa dampaknya bagi lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca Juga: Muhammadiyah Bikin AC yang Bisa Ingatkan Waktu Shalat
Seiring dengan meningkatnya ekspektasi tanggung jawab perusahaan, dan seiring dengan semakin maraknya transparansi dalam dunia bisnis, perusahaan menyadari bahwa mereka perlu menjalankan bisnis berkelanjutan.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ukhuwah Al-Fatah Rescue Ikuti Latihan Gabungan Penanganan Banjir