Kairo, 22 Dzulqo’dah 1435/17 September 2014 (MINA) – Jaksa agung Mesir pada Rabu memerintahkan pembebasan 116 mahasiswa yang ditahan menjelang awal tahun ajaran baru.
Para pelajar adalah mahasiswa dari Al-Azhar, Ain Shams dan universitas Kairo yang ditangkap selama protes anti-pemerintah dan dalam bentrokan yang menewaskan setidaknya enam mahasiswa, Ahram online yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Para siswa dihukum dengan dakwaan melakukan demonstrasi secara ilegal, merusak properti publik, mengganggu lalu lintas, dan lainnya.
Sebuah sumber peradilan yang tidak disebutkan namanya mengatakan perintah pembebasan diberikan demi masa depan pendidikan para pelajar.
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global
Sumber menambahkan, Jaksa Agung Hisham Barakat sedang mengkaji kasus serupa lainnya yang melibatkan mahasiswa yang telah ditahan sejak Maret.
Universitas Mesir menjadi tempat demontrasi hampir setiap hari dalam beberapa tahun terakhir, di mana mereka memprotes penggulingan Presiden Muhamad Mursi oleh pihak militer, dan menentang Al-sisi yang mengumumkan penggulingan Mursi sebagai presiden terpilih Mesir saat ini.
Bentrokan kerap terjadi antara para mahasiswa dan pihak keamanan, menyusul larangan menyelenggarakan protes tanpa ijin dan prosedur yang ketat tidak lama setelah Mursi digulingkan. Keputusan hukum baru yang kontroversial itu menyulut protes dari berbagai kalangan, terutama pihak yang semula mendukung Al-Sisi seperti gerakan pemuda 6 April yang kini menentang rezim Mesir terbaru.
Sejak demo terus tumbuh di kalangan mahasiswa, ratusan mahasiswa diberhentikan pihak kampus dan banyak pula yang diskors dari universitas.
Baca Juga: Uni Eropa Umumkan Paket Bantuan Rp3,9 T untuk Suriah
Universitas Al-Azhar dan Universitas Kairo merupakan dua lokasi yang paling banyak melakukan demonstrasi dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun ajaran baru dijadwalkan akan dimulai pada 11 Oktober di semua perguruan tinggi negeri nasional di Mesir.(T/R04/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)