London, 25 Jumadil Akhir 1436/14 April 2015 (MINA) – Mantan Kepala Jaksa Inggris, Nazir Afzal mengatakan, Islamic State atau ISIS mempengaruhi orang dengan cara yang hampir sama yang dilakukan oleh industri musik pop dan bintangnya.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency pada Jumat (10/4) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Afzal menjelaskan mengapa para pemuda berduyun-duyun menuju Suriah untuk bergabung dengan organisasi bersenjata.
“Di Inggris pada tahun 1960, kami memiliki Beatlemania, (ketika itu) semua anak laki-laki ingin menjadi seperti mereka, dan semua gadis ingin bersama mereka,” kata Afzal, Muslim pertama Inggris yang pernah menjabat sebagai Kepala Jaksa North West England.
“Pertama, seperti Beatles, dan baru-baru ini seperti One Direction dan Justin Bieber,” tambahnya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dia mengatakan, ISIS berusaha menunjukkan kepada para remaja, hidup mereka adalah lebih mulia dan bahagia dari idola pop.
“Mereka (ISIS) mencoba menunjukkan bahwa mereka adalah koboi pemberontak, hidup glamor dan bebas, dan mereka menggunakan alat pemasaran dengan cara yang sama oleh industri musik lakukan, mendorong anak-anak menjadi seperti bintang pop dan memikat gadis yang benar-benar ingin bersama mereka,” katanya.
Afzal sebelumnya adalah aktivis yang mengkampanyekan hak-hak perempuan, termasuk perkawinan dan pembunuhan. Ia dianugerahi penghargaan Order of the British Empire pada 2005.
Tentang motif utama yang mendorong warga Inggris untuk melakukan perjalanan dan berperang di Suriah dan Irak, Afzal mengatakan, “kita harus ingat bahwa banyak di antara mereka masih remaja”.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Menurut perkiraan, sekitar 600 warga Inggris, di antaranya gadis-gadis muda, telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan ISIS.
Afzal mengatakan, ISIS menargetkan mereka yang kecewa dengan kehidupan mereka di Inggris dan kemudian menjauhkan pemuda tersebut dari keluarga dan teman-temannya.
Afzal juga mengatakan, ada krisis identitas di antara sebagian pemuda Muslim. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas