JALAN Jama’ah bukan sekadar kumpulan aktivitas bersama, melainkan jalan mulia yang ditempuh para Nabi, para Siddiqin, dan orang-orang shalih yang senantiasa mengikatkan hidupnya hanya untuk Allah. Mereka tidak pernah sendiri dalam perjuangan. Musa ditemani Harun, Isa dibersamai Hawariyyun, Muhammad dikelilingi para sahabat yang setia.
Maka siapa pun yang hari ini Allah karuniakan berada dalam barisan Jama’ah, sungguh ia sedang melangkah di atas jejak para kekasih Allah. Jangan pernah merasa kecil atau lelah, karena setiap langkah dalam Jama’ah adalah bagian dari warisan kenabian.
Jalan ini memang tidak selalu mudah. Ada ujian, ada keringat, bahkan air mata. Tapi justru di situlah kemuliaannya. Allah mengistimewakan orang-orang pilihan untuk tetap teguh berjama’ah, saling menguatkan di tengah badai, dan terus istiqamah menyemai kebaikan.
Jika bukan karena kasih sayang Allah, tak akan mungkin hati ini tertaut dalam satu barisan amal dalam Jama’ah. Maka bersyukurlah, karena engkau dipilih-Nya untuk menjadi bagian dari barisan yang menyambung mata rantai perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca Juga: Cahaya Kebenaran yang Selalu Menyala
Wahai ikhwan dan akhwat fillah, jangan biarkan semangat itu padam. Kobarkan kembali cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan terus mengabdi dalam Jama’ah. Jangan pernah malu menjadi pejuang, meski tak dikenal dunia, karena yang terpenting adalah dikenal oleh langit.
Teruslah hadir dalam barisan, meski dunia menggoda untuk menyerah. Ingat, surga terlalu mahal bagi mereka yang berjalan sendiri. Maka genggam erat tangan saudaramu, dan katakan dalam hati: aku ingin wafat di jalan ini, nabi/">jalan para Nabi dan orang-orang yang benar.
Jalan ini bukan jalan biasa. Ini adalah jalan yang dipilih oleh Allah bagi hamba-hamba yang dicintai-Nya. Maka jika engkau hari ini berada dalam Jama’ah, itu bukan karena sekadar kebetulan, melainkan karena Allah sedang menuntun hatimu kepada kebaikan.
Seberat apa pun amanah yang kau emban, sesibuk apa pun langkah dakwah yang harus kau tempuh, yakinlah bahwa setiap tetes peluhmu tercatat mulia di sisi-Nya. Bukankah para Nabi pun diuji dalam perjuangan mereka? Namun mereka tidak menyerah. Karena cinta kepada Allah lebih besar dari semua lelah.
Baca Juga: Menyoal Yayasan Kemanusiaan Gaza yang Dikelola AS dan Israel
Saudaraku, jangan biarkan semangatmu pudar hanya karena tidak semua orang memahami perjuanganmu. Biarlah engkau tetap melangkah, meski dalam diam dan kesunyian. Karena Rabb-mu tidak pernah tidur. Dia tahu siapa yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya.
Jangan menanti tepuk tangan manusia. Cukup harapkan senyum ridha dari-Nya. Di saat engkau mungkin tidak dikenal di bumi, bisa jadi namamu sedang dibicarakan oleh para malaikat di langit.
Lihatlah para sahabat Nabi, mereka bukan orang-orang sempurna, tetapi mereka istiqamah dalam barisan Jama’ah. Mereka tahu bahwa kemenangan bukan karena jumlah, tapi karena kesetiaan. Maka tetaplah dalam barisan Jama’ah ini, meski langkahmu tertatih, meski ujian menyesakkan. Jangan keluar dari Jama’ah hanya karena luka. Justru di sinilah tempatmu diobati, dipeluk oleh ukhuwah, dan dikuatkan oleh cinta karena Allah.
Engkau tidak sendiri. Ada saudara-saudaramu yang juga sedang berjuang, menangis dalam do’a, dan bersimpuh dalam sujud yang panjang. Kita semua sama-sama mendamba ridha Allah. Maka saling rangkullah. Saling mendoalah. Karena kekuatan Jama’ah bukan hanya pada struktur atau strategi, tapi pada hati-hati yang saling menguatkan di bawah naungan cinta ilahi.
Baca Juga: Haji, dari Ibadah Ritual menuju Transformasi Kehidupan
Ingatlah, dunia ini fana. Jabatan akan sirna, harta akan musnah, tapi amal dalam Jama’ah akan tetap hidup bahkan setelah jasad ini dikuburkan. Setiap poster yang kau tempel, setiap nasi yang kau bungkus untuk dakwah, setiap langkah menuju majlis taklim, semua itu akan menjadi saksi di hadapan Allah kelak. Maka jangan pernah remehkan sekecil apa pun kontribusimu. Di mata manusia mungkin kecil, tapi di sisi Allah bisa menjadi tiket menuju surga.
Jika engkau letih, itu tanda engkau manusia. Tapi jangan biarkan lelah itu menghapus tujuanmu. Istirahatlah sejenak, lalu bangkitlah kembali. Karena perjalanan ini belum usai. Masih banyak yang harus diraih. Masih banyak jiwa yang harus diselamatkan. Masih banyak amal yang harus ditunaikan. Jadikan setiap detik dalam Jama’ah sebagai jalan untuk menghapus dosa, memperkuat iman, dan menjemput husnul khatimah.
Akhirnya, wahai pejuang Jama’ah… Jangan takut miskin karena waktumu habis untuk dakwah. Jangan takut sendiri karena engkau bersama Allah. Jangan takut kehilangan dunia, karena engkau sedang mengejar akhirat. Bertahanlah. Karena Allah sedang menyiapkan tempat istimewa untukmu bersama para Nabi, para Siddiqin, para Syuhada, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Senjakala Negara Zionis Israel