New York, MINA – Sejumlah karyawan Google di California dan New York mengadakan aksi unjuk rasa dengan duduk di depan kantor untuk memprotes kerja sama perusahaan mereka dengan Israel, di dua kantor perusahaan teknologi tersebut.
Aksi protes yang digelar pada Selasa (16/4), dipimpin oleh sebuah kelompok bernama “No Tech For Apartheid,” yang menyatakan bahwa mereka menuntut Google dan Amazon “membatalkan kontrak Nimbus mereka dengan pemerintah dan militer Israel.” demikian Anadolu Agency melaporkan.
Di Sunnyvale, California, para pengunjuk rasa berjanji untuk tetap melakukan aksi duduk sampai Google mengakhiri kontrak senilai USD1,2 miliar yang akan menyediakan layanan cloud dan pusat data ke Israel untuk proyek Nimbus.
Para karyawan juga menduduki kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian di California dan lantai 10 kantor Google di New York.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Aksi duduk tersebut disertai dengan protes di luar ruangan di kantor Google di New York, Sunnyvale, San Francisco, dan Seattle.
Seorang karyawan Google di New York mengatakan, “Sebagai seorang Yahudi, dan tidak pernah lagi berguna, selamanya tidak akan pernah berarti bagi siapa pun.”
“Saya melakukan aksi duduk di sini sebagai keturunan penyintas dan korban Holocaust,” dan mengutip kesamaan antara genosida tersebut dan yang terjadi di Gaza.
Karyawan Google lainnya berkata di X: “Tidak ada nikel lagi, tidak ada uang receh lagi, tidak ada teknologi lain untuk genosida. Kami tidak akan berdiam diri dan hanya membantu pekerjaan kami dan mendukung apartheid.”
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Protes tersebut disiarkan secara langsung di akun Twitch grup. Sekitar 10 jam setelah protes digelar, polisi menangkap sembilan karyawan di New York dan California, kata kelompok Twitch di X. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel