Jakarta, 20 Rajab 1437/28 April 2016 (MINA) — Kebijakan Kementerian Agama pada musim haji yang lalu memberikan katering sekali sehari sekali selama 15 hari saat jamaah berada di Makkah Al-Mukarramah, disambut positif oleh jamaah haji.
Tahun ini, kebijakan itu akan ditingkatkan, jamaah direncanakan akan mendapat dua kali makan sehari selama 15 hari di Makkah. Demikian Menag Lukman Hakim Saifuddin saat berdiskusi dengan Jajaran Pimpinan Redaksi TVOne di NEWSONE Meeting Room, Jakarta, Rabu (27/4), seperti keterangan pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Salah satu kebijakan yang baru pada penyelenggaraan haji tahun ini, selama di Makkah kalau tahun lalu kita memberikan makan sekali sehari selama 15 hari, ini nanti kita akan tingkatkan selama 15 hari seharinya dua kali,” jelas Lukman.
Ikut mendampingi Menag, Staf Khusus Bidang Media Hadi Rahman, Kabiro Umum Syafrizal, dan Sesmen Khoirul Huda.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, kebijakan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah dalam peningkatan layanan katering bagi jamaah selama di Makkah.
Sebab, lanjut Menag, hotel di Makkah yang disewa untuk jamaah haji Indonesia, semuanya berkelas bintang 3 dan 4. Akibatnya, jamaah sudah tidak bisa lagi memasak di kamar hotel karena sudah tidak ada fasilitas dapur seperti dulu.
“Sementara mukimin kita yang jualan kaki lima, jualan nasi rames dan lainnya sekarang sudah tidak bisa ditemui karena Baladiyah (baca: Satpol PP) di sana sudah semakin ketat melarang. Itu dirazia betul dan sanksinya luar biasa,” ujarnya.
Hal ini mendorong Pemerintah untuk meningkatkan layanan katering bagi jamaah selama 15 hari di Makkah menjadi dua kali sehari.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Meski demikian, Menag mengaku kalau implementasi di lapangan nantinya tidak sederhana, sebab, Makkah adalah tempat di mana seluruh jamaah haji dunia, tidak hanya Indonesia, berkumpul pada waktu dan tempat yang sama dalam beberapa hari.
Hal ini tentu akan menjadi kendala tersendiri pada aspek distribusi.
Apalagi, lanjut Menag, dalam waktu yang terbatas, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi harus dapat mendistribusikan katering ke 155.200 jamaah haji reguler Indonesia. Bahkan angkatan perang Amerika sekalipun tidak pernah punya pengalaman seperti ini. Sebab, pengalaman mereka maksimal hanya mengerahkan 70 ribu tentara ketika akan melakukan invasi ke Irak.
“Itupun pasukan yang sudah seragam kondisi kesehatannya, wawasannya dan satu komando,” kata Menag.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Sementara jamaah kita ini 150 ribu dengan keragaman dari yang belum pernah ke luar dari kabupatennya sampai yang puluhan kali ke luar negeri, dari yang belasan bahasa dikuasai sampai yang bahasa Indonesia saja tidak bisa,” tambahnya.
Hal itulah yang menurut Menag menjadi alasan titik pusat konsentrasi pemondokan jamaah haji Indonesia selama di Makkah diperkecil menjadi enam titik saja. Hal ini dimaksudkan salah satunya agar memudahkan distribusi katering. “Sebelumnya beberapa tahun yang lalu sampai 12 wilayah sehingga tersebar,” urainya. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain