Jakarta, MINA – Di tengah antusiasme keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci, Kementerian Agama RI mengimbau langkah sederhana namun krusial, yakni simpan alamat hotel tempat menginap. Imbauan itu bukan sekadar formalitas, tapi bagian dari strategi pelayanan untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan ibadah jamaah di Makkah dan Madinah.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama RI, Muchlis Hanafi, menegaskan pentingnya setiap jamaah membawa dan mencatat alamat lengkap hotel mereka di Arab Saudi. Langkah tersebut akan sangat membantu jika jamaah tersesat atau terpisah dari rombongan.
“Jangan anggap remeh. Menyimpan alamat hotel dapat menghindarkan jamaah dari kebingungan dan mempercepat penanganan jika ada yang tersesat,” kata Muchlis dalam konferensi pers Kabar Haji Indonesia yang digelar Ahad (4/5) di Jakarta.
Muchlis menyampaikan, tahun ini pemerintah telah menyiapkan total 300 hotel untuk akomodasi jamaah haji reguler Indonesia, terdiri atas 205 hotel di Makkah dan 95 hotel di Madinah. Seluruh akomodasi di Makkah berada dalam radius maksimal 4,5 kilometer dari Masjidil Haram, dan difasilitasi dengan layanan bus shalawat untuk mempermudah akses beribadah.
Baca Juga: Presiden Resmikan Terminal Baru Khusus Haji dan Umroh di Bandara Soekarno-Hatta
Sementara di Madinah, semua hotel berlokasi di kawasan Markaziyah, area terdekat dengan Masjid Nabawi. Ini memberi keuntungan tersendiri bagi jamaah untuk memaksimalkan ibadah di salah satu masjid paling suci umat Islam.
Zikir Dulu, Jangan Langsung Pulang ke Hotel
Menariknya, Muchlis juga mengimbau agar jamaah tidak tergesa-gesa kembali ke hotel usai shalat di Masjid Nabawi. Ia menganjurkan agar waktu luang setelah shalat digunakan untuk memperbanyak zikir di masjid, sekaligus menghindari kepadatan antrean lift di hotel.
“Lobi hotel di Madinah umumnya tidak terlalu besar, dan lift terbatas. Karenanya, usai shalat, manfaatkan waktu di masjid untuk zikir. Ini lebih nyaman dan insya Allah juga menambah pahala,” ujarnya.
Baca Juga: Pakar Sejarah Ungkap Akar Gagalnya Kemerdekaan Palestina
Waspadai Cuaca Panas, Jaga Kesehatan
Muchlis juga mengingatkan jamaah tentang kondisi cuaca di Madinah yang saat ini mencapai 34°C dengan kelembapan rendah. Kombinasi panas dan udara kering ini dapat berdampak pada kesehatan, terutama bagi jamaah lansia. Ia mendorong jamaah untuk cukup minum, istirahat, dan tidak memaksakan diri.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah disebar di berbagai titik strategis untuk membantu para jamaah. “Jika ada masalah atau butuh bantuan, jangan ragu menghubungi petugas haji Indonesia. Mereka siap melayani 24 jam,” tegasnya.
Lebih dari 15.000 Jamaah Telah Tiba di Madinah
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Analisa Sejarah “Mengapa Palestina Gagal Merdeka”
Menurut data resmi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga Ahad pagi (4/5) waktu Indonesia, tercatat sudah 15.597 jamaah dari 40 kelompok terbang (kloter) yang tiba di Madinah. Mereka merupakan bagian dari gelombang pertama keberangkatan.
Hari ini, sebanyak 8.307 jamaah lainnya dijadwalkan berangkat dari Indonesia ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah, dalam 21 kloter yang diberangkatkan dari berbagai embarkasi nasional, termasuk Jakarta, Solo, Batam, Lombok, Padang, Makassar, dan Surabaya.
Keberangkatan jamaah ke Tanah Suci merupakan momen spiritual yang dinanti seumur hidup bagi banyak Muslim Indonesia. Pemerintah berharap rangkaian layanan dan imbauan ini dapat membantu jamaah meraih haji yang mabrur dengan perjalanan ibadah yang aman dan nyaman.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kadispenad: Program Pembinaan Siswa Bermasalah Bukan Pendidikan Militer