Jamaah Muslimin (Hizbullah) Gagas Satu Rumah Satu Sarjana Ilmu Al-Quran

Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur. (Foto: Nurhadis/MINA)

Bogor, (MINA) – (Hizbullah) sebagai wadah kesatuan umat Islam menggagas Program Satu Rumah Satu Sarjana Ilmu Al-Quran dan Tafsir dalam rangka membangun peradaban Islam.

Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur, mengatakan bahwa program pendidikan berbasis ilmu Al-Quran menjadi prioritas utama dalam mencetak kader ulama dan profesional Muslim yang memiliki peran positif dan tak terhitung dalam membangun peradaban manusia.

“Program ini bertujuan untuk memotivasi agar orang tua punya perhatian serius terhadap pendidikan berbasis Al-Quran bagi putra-putri mereka. Program ini dimulai di rumah masing-masing dengan menanamkan ilmu Al-Quran sebagai prioritas utama yang harus dipelajari sebelum ilmu lainnya,” kata Imam Yakhsyallah kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jumat (14/7).

Menurutnya, Al-Quran merupakan kitab suci, pedoman, dan rujukan kehidupan menjadi sumber ilmu, sumber kebenaran, serta sumber inspirasi bagi kegiatan keilmuan, baik dalam pendidikan dan pengajaran maupun penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat.

“Kajian studi keislaman termasuk studi ilmu Al-Quran dan tafsir mestinya menjadi perhatian utama para orang tua maupun generasi penerus umat,” tegasnya.

Untuk itu, Imamul Muslimin Yakhsyallah Mansur berharap peran serta masyarakat dan umat Islam untuk mendukung program yang sudah berjalan awal tahun ini.

Lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga swasta, serta para dermawan, juga perlu mengambil peran konkret melahirkan kader-kader bangsa, baik sebagai calon ulama maupun profesional yang mengimplementasikan ilmu-ilmu Al-Quran dalam setiap melaksanakan tugas dan amanahnya.

Program tersebut mendorong setiap orang tua memprioritaskan putra putri mereka untuk mengeyam pendidikan ilmu Al-Quran sejak dini. Sejak sekolah tingkat dasar hingga tingkat tinggi diarahkan kepada sekolah dan perguruan tinggi yang berbasis Al-Quran dengan pendalaman dalam bidang tahfizh, tilawah, khat, tafsir, ilmu qira’at, dan karya ilmiah Al-Qur’an.

Dalam menginjak perguruan tinggi, Imam Yakhsyallah Mansur merekomendasikan agar putra putri terbaik dapat kuliah di kampus yang khusus mengkaji Al-Quran seperti Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM), Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ), Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ), Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam, dan Fakultas Ushuludin UIN/IAIN.

SQABM sendiri merupakan lembaga pendidikan tinggi unggulan berbasis Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam upaya tegaknya syariat Islam yang rahmatan lil ’alamin serta menghasilkan cendekiawan Muslim yang berkualitas, berilmu, dan berakhlaqul karimah.

SQABM baru mendapatkan izin operasional dari Kementerian Agama yang tertuang dalam SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam (DIRJEN PENDIS) Kementerian Agama Republik Indonesia, No. 3373 tahun 2017 tentang Izin Pendirian Perguruan Tinggi Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) yang dikeluarkan di Jakarta tanggal 16 Juni 2017.

SQABM yang kampusnya berada di komplek Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Negararatu, Natar, Lampung Selatan, ini bahkan menarik mahasiswa dari luar negeri. Sedikitnya 58 Mahasiswa yang berasal dari Turki, Thailand, dan Malaysia yang akan kuliah Al-Qur’an di SQABM tahun ajaran baru ini. (L/R01/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.