Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengeluarkan pernyataan sikap, Senin (14/5), sehubungan dengan terjadinya bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada tanggal 13 Mei 2018 :
- Bahwa kami mengecam aksi bom bunuh diri tersebut yang merupakan teror bagi seluruh pemeluk agama dan mengancam kedamaian beribadah di tempat-tempat ibadah agama apapun. Sungguh aksi teror tersebut bertentangan dengan misi utama Islam yaitu menebarkan kasih sayang tidak saja bagi para pemeluknya namun juga bagi semesta raya (rahmatan lil ‘alamiin). Hal ini ditegaskan di dalam kitab suci Al-Qur’an, “Kami tidak mengutus engkau, Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (Q.S. Al-Anbiya [21]: 107); “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 13).
- Kami menghimbau agar kejadian ini tidak dikaitkan dengan Islam atau agama apa pun karena kekerasan dan pembunuhan tidak ada dalam ajaran agama apapun. Secara khusus, Islam mengajarkan ummatnya untuk tidak merusak melainkan melindungi rumah-rumah ibadah milik ummat beragama lain sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al Quran surat Al Hajj [22] ayat 40 yang artinya, “Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Suatu hari jenazah pernah lewat di hadapan kami, maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berdiri menghormatinya, dan kami pun ikut berdiri. Lalu kami tanyakan: “Wahai Rasulullah, jenazah itu adalah seorang Yahudi.” Maka beliau berkata: “Jika kalian melihat jenazah, maka berdirilah!” Ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu mengutus Yazid bin Abu Sufyan ke Syam sebagai panglima perang, ia berpesan pada Yazid sesuai pesan yang diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: “Jangan membunuh anak kecil, wanita, orang tua, orang sakit, pendeta, jangan menebang pohon berbuah, jangan merusak bangunan, jangan menyembelih unta atau sapi kecuali untuk dimakan, jangan menenggelamkan sarang tawon dan membakarnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi) Termasuk juga dilarang merobohkan atau merusak tempat ibadah seperti gereja, kuil, vihara, kelenteng, dan sebagainya. Bahkan, para ulama dengan tegas menyatakan bahwa pelaku pelanggaran harus dihukum mati.” (Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni).
- Kami menghimbau kepada pihak aparat pemeritahan agar mengusut tuntas kasus ini secara professional dan proporsional dengan menjunjung tinggi hak azazi manusia.
- Kami menghimbau kepada semua media massa untuk bekerja secara profesional dan bertanggungjawab sehinggga tidak tergelincir pada pemberitaan yang tidak berimbang, tidak adil apalagi manipulatif yang dapat merugikan seseorang atau kelompok tertentu.
- Kami mengajak kepada para korban hendaknya menyikapi musibah ini dengan ikhlas dan lapang dada serta menunjukkan kebesaran jiwa dan kemuliaan akhlaq dengan mengedepankan ketaatan kepada hukum dan norma-norma yang berlaku. (R/R06/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah