Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Niyabah Kampung Baru Laksanakan Shalat Iedul Adha 1444 H

Jama'ah Masjid At-Taqwa Desa Kampung Baru, Batang Asam, Tanjung Jabung Barat, Jambi melaksanakan Shalat Idul Adha 1444 H. (Dok. Gunawan MINA)

, Jambi, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Niyabah Kampung Baru, Jambi melaksanakan Shalat 1444 H di pelataran Masjid At-Taqwa, Desa Kampung Baru, Batang Asam, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Rabu (28/6).

Ustadz Saeful Amri dalam Khutbah Iednya menyampaikan keteladanan Nabi Ibrahim Alahi Salam, sebagai sosok seorang ayah yang sarat dengan kedalaman hikmah dan keluhuran akhlaq yang mulia.

Nabi Ibrahim dalam risalah dakwahnya juga didampingi istri yang shalihah, Siti Hajar, yang paling baik agamanya dan akhlaknya, yang merupakan prasyarat untuk mendapatkan anak shalih.

“Tanpa keshalihan seorang istri akan sulit mendidik anak untuk tunduk dan taat kepada Allah,” ucap Ustaz Saiful.

Nabi Ibrahim juga sangat peduli kepada generasi penerus yang shalih. Ini ia wujudkan dengan seringnya bermunajat kepada Allah , agar dikaruniai anak yang shalih, dengan do’anya, “”Ya Rabb, berikanlah keturunan padaku dari orang-orang yang shalih.” Ujarnya mengutip Surat Ash-Shafat ayat 100.

Baca Juga:  Dukung Mahasiswa AS, UI Gelar Perkemahan Solidaritas Palestina

Selanjutnya, Saiful mengatakan, untuk memiliki anak yang shalih tidaklah dapat dengan mendadak, tetapi harus mendidik, berproses, bersabar dalam mendidik dan memberikan contoh berbagai kebaikan dengan memohon pertolongan Allah.

Selanjutnya, memilih lingkungan yang baik untuk perkembangan mentalitas anak. Ini ditandai dengan peristiwa setelah Siti Hajar melahirkan Ismail, Ibrahim pun mengantarkan mereka ke Makkah. Kemudian Ia bermunajat kepada Allah, agar tempat itu diberkahi dan baik untuk perkembangan aqidah dan mentalitas anaknya.

Nabi Ibrahim juga mengajarkan bagaimana perlunya mengajak musyawarah dengan anak. Ini ditunjukkan ketika Ibrahim mendapat perintah menyembelih anaknya, ia panggil Ismail dengan kalimat “Ya bunayya” atau “Wahai anakku sayang”, panggilan penuh kasih sayang, komunikatif serta harmonis.

Baca Juga:  Dijegal Irak, Timnas Indonesia U-23 Masih Berpeluang Ikut Olimpiade di Paris

Ibrahim meminta pendapat Ismail menunjukkan sikap orang tua yang tidak otoriter, tidak memaksakan kehendak dan tetap menjunjung tinggi musyawarah.

Keteladanan bekutnya dalah mencintai anak karena Allah. Allah menguji cinta Ibrahim antara kepada Allah dan kepada Ismail. Ternyata demi cintanya kepada Allah, Ibrahim rela mengorbankan Ismail. Kisah ini mengajarkan kita agar mencintai anak semata-mata karena Allah. Maka arahkan anak-anak kita dengan aturan Allah untuk menjadi generasi yang shalih. Tidak menjadi penghalang orang tuanya dalam mentaati Allah.

Ibrahim sebagai orang tua juga ikut melibatkan anak beramal shalih saat membangun Baitullah. Ibrahim pun berdoa agar mereka menjadi hamba yang taat dan negeri itu.

Baca Juga:  IRI Terus Gencarkan Gerakan Selamatkan Hutan Tropis Indonesia

Nabi Ibrahim berharap dan mempersiapkan keturunannya menjadi pemimpin. Ibrahim mendidik anaknya untuk berlaku adil, tidak bertindak zhalim, lanjutnya.

“Sebagai orang tua, seharusnya kita lebih mengkhawatirkan masa depan aqidah anak-anak kita daripada sekadar mengkhawatirkan karier dunia semata,” tegas Ustaz Saiful.

“Semoga kita bisa mengamalkan ajaran nabi Ibrahim dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan Al-Jama’ah,” imbuhnya.

Usai shalat Ied, terkumpul infak dari Jama’shalat Ied sebesar Rp1.868.000,-.

Sementara itu, Ketua Panitia Qurban, Niyabah Yanto Munasyir mengatakan, qurban yang akan dilaksanakan berupa dua ekor sapi dan dua kambing, dari 16 orang. (R/R8/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.