JAMA’AH MUSLIMIN (HIZBULLAH) SAMPAIKAN STATEMEN KE KEDUBES TIONGKOK TERKAIT PELARANGAN PUASA

Delegasi Jama'ah Muslimin (Hizbullah) saat berada di kedutaan Tiongkok, Jakarta.
Delegasi Jama’ah (Hizbullah) saat berada di kedutaan Tiongkok, Jakarta.

Jakarta, 14 Ramadhan 1436/1 Juli 2015 (MINA) – Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Rabu (1/7) menyampaikan statemen ke Kedutaan terkait dan pembatasan ibadah oleh pemerintah Propinsi Xinjiang, China.

Sejumlah aktifis berasal dari Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dan mahasiswa STAI Al Fatah Bogor mendatangi Kantor Kedutaan Republik China di Jalan Mega Kuningan no 2, Jakarta untuk menyampaikan statemen atas pelarangan puasa bagi Muslim di Propinsi tersebut.

Ketua Majelis Ukhuwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Bustamin Utje menyatakan, umat Islam Indonesia ikut merasakan penderitaan yang dialami Muslim Xinjiang karena tidak dapat melaksanakan ibadah puasa dengan nyaman.

“Kami merasa prihatin atas kejadian itu dan meminta kepada pemerintah Zinjiang untuk memberikan kebebasan bagi warga Muslim di wilayahnya melaksanakan perintah agamanya sebagaimana Nabi Muhammad SAW dulu juga memberikan penghormatan kepada warga Nasrani dan Yahudi melaksanakan ajaran agamanya,” katanya.

Harapannya, kedutaan China yang ada di Jakarta dapat menyampaiakan surat tersebut kepada pemerintah Xinjiang dan mereka mencabut peraturan pelarangan puasa dan pembatasan ekses ibadah-ibadah lainnya bagi Muslim di wilayah itu.

“Muslimin tidak dibatasi oleh wilayah territorial, suku, bangsa dan negara. Kita umat Islam adalah bersaudara. Jika umat Islam di China menderita, tidak dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman, maka kami Muslimin Indonesia punya tugas untuk membela mereka sampai mendapatkan hak-haknya kembali,” tegas Bustamin.

Bustamin menyatakan, pihaknya akan melakukan aksi damai, tanpa anarkis karena Islam mengajarkan kedamaian dan rahmat bagi seluruh umat manusia. Namun jika pemerintah Xinjiang tidak mengindahkan himbauan itu, maka pihaknya akan mendatangkan massa lebih besar untuk menyampaikan aspirasinya.

Sementara itu, atase bidang Politik Kedutaan yang menerima delegasi itu, Mr. Fang menyatakan apresiasinya menerima perwakilan ormas di kantornya. Is menyatakan dalam beberapa hari kedepan akan mengundang ormas-ormas dan wartawan untuk mengadakan konferensi pers terkait isu tersebut.

Secara tegas pihaknya menyangkal adanya pelarangan itu dan berita tersebut dirilis oleh media Barat yang mempunyai tujuan tertentu terhadap Tiongkok.

Mengenai statemen resminya, pihaknya menunggu Duta Besar Xie Feng dan juru bicaranya yang saat ini masih berada di luar Indonesia. (L/P011/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0