Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Sampaikan Tadzkirah tentang Afghanistan

Cileungsi, Bogor – Dewan Pimpinan Jama’ah Muslimin (Hizbullah), melalui Sekretaris Umum, Ustaz , Senin 13 Muharram 1443 H/ 23 Agustus 2o21 M, menyampaikan tadzkirah (peringatan), setelah Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan dengan mudah dari rezim dukungan Sekutu pekan lalu.

Media massa Barat dan pendukungnya selanjutnya menurunkan berita seolah-olah keberadaan Taliban di pusat pemerintahan Afghanistan menjadi ancaman bagi demokrasi dan perdamaian dunia.

Mencermati hal tersebut, Ustaz Agus menegaskan :

Pertama, kekuasaan adalah mutlak milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada siapa yang kehendaki-Nya sesuai yang tersebut dalam surat Ali-Imran [3], ayat 26: Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki.”

Poin kedua, sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, Afghanistan memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri (the right of self determination) sebagaimana yang disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 dan dijamin oleh Piagam PBB.

“Hak ini berlaku untuk semua bangsa di dunia dan tidak ada satu pun bangsa atau kekuatan lain yang dibenarkan untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Afghanistan,” tegasnya.

Ketiga, kami mengimbau semua pihak menghormati hak bangsa Afghanistan untuk memilih bentuk kedaulatannya sendiri dan membangun negerinya tanpa campur tangan asing.

Peralihan kekuasaan di Afghanistan ini pun hendaknya dipandang sebagai fenomena yang biasa dan tidak dikaitkan dengan isu-isu apa pun yang dapat merugikan seperti kebangkitan khilafah, terorisme global dan lain sebagainya.

Keempat, kemenangan Taliban atas rezim yang dikendalikan oleh Amerika Serikat ini menjadi bukti bahwa sesungguhnya AS dan sekutunya telah gagal dengan propaganda counter-terrorism di berbagai tempat seperti di Iraq, Suriah dan Libya.

Ia menjelaskan, bukan perdamaian yang diperoleh di semua kawasan tersebut melainkan kehancuran dan penderitaan rakyatnya. Sudah saatnya AS dan pendukungnya serta mereka yang merasa memegang kekuasaan dunia untuk berhenti memaksakan agenda politiknya guna menguasai negeri manapun dan hendaknya menghargai kedaulatan semua negara untuk menentukan sendiri kehidupan mereka.

Kelima, mengimbau kepada Taliban dan pihak manapun di Afghanistan untuk menghentikan perang saudara. Mereka sejatinya adalah sama-sama muslim dan hendaknya tunduk pada perintah Allah untuk mengedepankan persaudaraan dan berdamai dengan sesamanya sebagaimana dalam firmaNya Surat Al-Hujuraat [49] ayat 10 yang artinya; “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Keenam, akhirnya, kami mengajak kaum muslimin di mana saja berada untuk memberikan dukungan kepada rakyat Afghanistan guna mengatasi berbagai konflik dan membangun kembali negerinya pasca penjajahan seperti yang telah dilakukan oleh negeri-negeri yang cinta damai (negeri-negeri Muslim).

“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rahmat dan keberkahan kepada rakyat Afghanistan dan melindungi mereka dari semua fitnah, aamiin,” demikian Ustaz Agus. (L/R8/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)