Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Sidang Isbat Awal Ramadhan Ahad Malam

Ali Farkhan Tsani - Ahad, 5 Mei 2019 - 14:55 WIB

Ahad, 5 Mei 2019 - 14:55 WIB

18 Views

MINA-KSA HILAL2
(Gambar: Thenews.com.pk)

Bogor, MINA – Jama’ah  Muslimin (Hizbullah) akan mengadakan Sidang Isbat penentuan awal bulan Ramadhan 1440 pada Ahad malam, 5 Mei.

Sekretaris Pusat Observasi Falak dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wahyu Iwa Sumantri menyebutkan, kemungkinan hilal akan terlihat dengan mata telanjang pada Ahad sore nanti.

“Rukyatul hilal pada sore hari Ahad 29 Sya’ban 1440 bertepatan dengan 5 Mei 2019 setelah matahari terbenam, hilal mungkin dapat terlihat dengan mata telanjang di Jakarta dan di Makkah AlMukarramah dan di negara-negara yang lebih barat,” ujar Wahyu.

Menurutnya, hilal akan terlihat lebih tinggi lagi di Jakarta dengan 06.04.02 darjah. Sedangkan tinggi hilal di Makkah Al-Mukarromah 08.04.02 darjah.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Ia menambahkan, lamanya hilal di atas ufuk setelah matahari terbenam 24.16.00 menit di Jakarta.

Sedangkan di Makkah Al-Mukarramah 32.16.00 menit. Sementara di negara-negara yang lebih barat dari Makkah Al-Mukarramah lebih tinggi darjatnya dan lebih lama. Karena hilal bergerak setiap 2 jam 1 darjah dan setiap 1 darjah lamanya 4 menit menurut Qaidah Ahli Hisab.

Menurut obeservasi disebutkan, Maqwam ijtima atau iqtiron markazy di buruj Tsaur 14.48.58 darjah dan di manzilah AnNath 13.48.58 darjah.

Zaman ijtima haqiqi diperhitungkan pada hari Ahad 5 Mei 2019  pukul 05.51.55 WIB dan pada pukul 01.51.55 Waktu Umul Quro Makkah Al-Mukarromah dan menurut Markaz Falak Dauli (Pusat Falak Internasional) hari Sabtu 4 Mei 2019 pukul 22.45 waktu ‘alami (GMT).

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Maqwamul hilal pada buruj Tsaur 19.53.00 darjah dan di manzilah Bathin 03.53.00 darjah Madarul hilal pada Sha’idatus Syimaliyyah dan di utara khatul istiwa dan di utara bekas matahari dan miring ke utara .

Sehingga, jika terlihat hilal, maka awal Ramadhan jatuh pada hari Senin, 6 Mei.

Penetapannya akan diumumkan langsung oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur setelah mendengar laporan dari Pusat Observasi Falak dan laporan rikyatul hilal dari wilayah-wilayah dan pemantauan luar negeri.

“Bulan Ramadhan 1440 ini diprediksi usianya 30 hari. Karena itu awal Syawwal 1440 akan jatuh pada hari Rabu 5 Juni 2019 M,” lanjut penjelasan Observasi Falak.

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Namun, penetapannya akan kembali melalui rukyatul hilal pada akhir Ramadhan.

Tim Rukyatul Hilal Jama’ah Muslimin (Hizbullah) dari berbagai wilayah di Indonesia dan pemantauan di luar negeri, telah disiapkan untuk mengadakan rukyatul hilal Ahad sore ini.

Sementara itu, Kementerian Agama RI juga akan melaksanakan Sidang Isbat penentuan awal Ramadhan pada Ahad sore nanti di Kantor Pusat Kemenag Jakarta.

Arab Saudi telah lebih dulu melaksanakan rukyatul hilal pada Sabtu sore (4/5) menurut Kalender Ummul Qura. Hilal tidak terlihat sehingga bulan Sya’ban digenapkan 30 hari, dan awal Eamadhan jatuh pada hari Senin (6/5).

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menetapkan Ahad adalah tanggal 29 Sya’ban, berbeda dengan Saudi yang menyebutkan Sabtu tanggal 29 Sya’ban.

Menurut Sekretaris Pusat Observasi Falak dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Wahyu Iwa  Sumantri, kalender yang disusun dengan metode hisab, pada Rajab berumur 29 hari. Namun setelah dilakukan rukyat akhir Rajab, ternyata tidak tampak hilal. Sehingga digenapkan 30 hari.

“Ini yang kemudian ada ralat pada awal Sya’ban. Ralat tersebut menjadikan tanggal 29 Sya’ban tidak Sabtu, melainkan Ahad (5/5). Sehingga rukyat untuk memgetahui awal Ramadhan juga dilakukan pada hari Ahad,” ujar Wahyu.

Sementara di Arab Saudi kemungkinan pada akhir Rajab lalu tidak melakukan rukyat, sehingga tidak ada perubahan. Sehingga rukyat dilakukan pada akhir Sya’ban yang secara hisab tanggal 29 pada hari Sabtu.

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Namun tenyata tidak berhasil, sehingga digenapkan 30 hari, dan ditetapkan awal Ramadhan hari Senin,” lanjutnya. (L/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Tim pemantau rukyatul hilal Kemenag. (sumber: Kemenag)
Indonesia
Indonesia
Dunia Islam
Indonesia