Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jamal Khashoggi, Cerita Seri Pembunuhan Antara Turki dan Saudi (Bag.1)

Rudi Hendrik - Senin, 29 Oktober 2018 - 12:04 WIB

Senin, 29 Oktober 2018 - 12:04 WIB

3 Views

Jamal Khashoggi sempat memimpin beberapa media Arab dan terakhir statusnya sebagai kolumnis The Washington Post. (Foto: Hasan Jamali/AP)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)

Kasus kematian wartawan Jamal Khashoggi (59) pada Selasa, 2 Oktober 2018, menjadi titik awal cerita berseri pembunuhan penuh misteri antara dua negara Muslim, Turki dan Arab Saudi.

Istanbul, Turki, menjadi TKP kasus pembunuhan terhadap Khashoggi yang terjadi di dalam konsulat Arab Saudi di kota itu. Saudi sendiri, selain pemilik konsulat, juga pemilik para algojo eksekutor yang datang dari Riyadh ke konsulat hanya untuk mengakhiri hidup pria kelahiran Madinah itu.

Khashoggi, pria dari keluarga tokoh penting dalam sejarah Kerajaan Saudi, memiliki segudang rahasia informasi intelijen dan aib keluarga Kerajaan ketika ia menempatkan dirinya sebagai pengkritik kebijakan penguasa, terutama terhadap Putra Mahkota Muhammed bin Salman (MBS).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

Motif pembunuhan terhadap Khashoggi memang masih tanda tanya, tetapi apa yang dimilikinya dan siapa yang menjadi lawannya, seolah cukup untuk membuat berbagai media Barat dan media oposisi terhadap pemerintah Riyadh menunjuk jari kepada Raja Salman dan Putra Mahkota. Dugaan itu diperkuat bahwa sebagian dari algojo yang membunuh Khashoggi adalah pengawal pribadi MBS. Keterlibatan perwira-perwira tinggi itu seolah menjadi bukti yang cukup untuk menuduh MBS sebagai dalang pembunuhan.

Seri 1: Khasshoggi Hilang

Cerita pembunuhan yang dimulai tanggal 2 Oktober itu langsung menyajikan sisi misteri dengan hilangnya keberadaan Khashoggi setelah masuk ke dalam gedung konsulat Saudi.

Pria yang dua tahun terakhir tinggal di Amerika Serikat itu, dilaporkan hilang setelah tunangannya yang menunggu di luar pagar konsulat selama 11 jam tak kunjung melihat calon suaminya keluar.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

Isu bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam konsulat cepat beredar luas. Dugaan itu diperkuat dengan keterangan sejumlah saksi bahwa ada 15 orang Saudi datang ke Istanbul dengan jet pribadi di hari yang sama. Mereka memasuki konsulat beberapa jam sebelum Khashoggi masuk ke gedung diplomatik itu. Pada malam harinya, orang-orang itu pergi ke bandara terburu-buru dan terbang meninggalkan Turki dengan membawa tas besar serta beberapa orang tidak diperiksa ketika melewati jalur VIP di bandara.

Pertanyaan besar yang muncul setelah itu adalah “Di mana Khashoggi? Apakah masih hidup atau sudah mati dibunuh?”

Seri 2: Rekaman Audio Pembunuhan

Seri kedua dari kasus ini dimulai ketika misteri hilangnya Khashoggi mulai terkuak.

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

Sebelumnya, otoritas Turki meminta kepada pemerintah Arab Saudi agar diizinkan memeriksa konsulat dan rumah konsul.

Tekanan dunia internasional dan kuatnya tudingan bahwa pemerintah Saudi dibalik hilangnya Khashoggi, membuat Saudi mengizinkan tim ivestigasi Turki memeriksa untuk menunjukkan bahwa pemerintah Saudi tidak berada di balik plot kejahatan.

Beberapa hari kemudian, Media Turki, Yeni Safak, merilis rincian sebuah rekaman audio dari penyelidikan atas kematian Khashoggi. Rekaman tersebut diperoleh dari intelijen Turki.

Dari rekaman itu diketahui bahwa sejumlah orang menangkap Khashoggi yang telah menunggunya di dalam konsulat. Orang-orang itu menginterogasi Khashoggi, menyiksanya dan membunuhnya dengan cara mutilasi.

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

Dalam salah satu rekaman, Konsul Jenderal Arab Saudi Muhammad Otaibi yang telah melarikan diri ke Riyadh, mengatakan bahwa eksekusi harus dilakukan di luar konsulat.

“Lakukan ini (eksekusi) di luar. Anda akan menempatkan saya dalam masalah,” katanya dalam rekaman yang dipublikasikan hari Kamis, 18 Oktober itu.

Sebuah tim yang terdiri dari 15 agen Saudi, beberapa orang diketahui sebagai pengawal pribadi MBS.

Seorang ahli forensik pun dibawa khusus untuk memutilasi. Ia menyarankan orang lain untuk memakai headphone dan mendengarkan musik saat dia melakukan pembunuhan yang mengerikan.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia

Meski rekaman audio telah bocor dan sejumlah informasi intelijen diberikan kepada media dunia, pemerintah Saudi tetap membantah adanya kaitan dengan pembunuhan Khashoggi.

Putra Mahkota ketika bertemu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo yang diutus khusus oleh presidennya ke Riyadh terkait kasus ini, berulang kali membantah bahwa ia mengetahui tentang masalah tersebut.

Sebelumnya, Otoritas Saudi pun diumumkan melakukan penyelidikan. Sejumlah pejabat tinggi yang diduga terlibat telah dipecat dan 18 orang sebagai tersangka telah ditangkap.

Seri 3: Pengakuan dan Narasi Kerajaan

Baca Juga: Keutamaan Al-Aqsa dalam Islam, Sebuah Tinjauan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Putra Jamal Khashoggi, Salah dan Sahl bin Ahmad Khashoggi diundang ke Istana Arab Saudi oleh Raja Salman, Selasa, 23 Oktober 2018. (Foto: SPA)

Tekanan dan tudingan yang terus meningkat terhadap pemerintah Arab Saudi, ditambah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menelepon Raja Salman, akhirnya memaksa Kerajaan membuat pengakuan pada hari Sabtu, 20 Oktober.

Pengakuan bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulat di Istanbul pada 2 Oktober disiarkan oleh kantor berita resmi Kerajaan Saudi Press Agency (SPA). Pengakuan ini membuat cerita semakin berkembang dan masuk kepada seri 3.

Meski ada pengakuan, misteri tetap terjaga dalam cerita ini. Sebab, narasi terbunuhnya Khashoggi versi Kerajaan berbeda dengan yang selama ini digambarkan oleh hasil penyelidikan Turki yang dibocorkan sedikit demi sedikit kepada media.

Versi pejabat Saudi mengatakan, Khashoggi terlibat dalam perkelahian saat dipaksa untuk pulang ke Riyadh. Kemudian Khashoggi dicekik lalu meninggal. Namun, pengakuan itu membantah bahwa mereka mengetahui mayat sang jurnalis.

Baca Juga: Selamatkan Palestina sebagai Tanggung Jawab Kemanusiaan Global

Narasi Saudi menimbulkan dua versi kematian Khashoggi. Versi Turki menyatakan bahwa Khashoggi mati disiksa dan dimutilasi. Sementara versi Saudi menyatakan bahwa Khashoggi mati dalam perkelahian yang tidak direncanakan.

Untuk memperkuat bahwa Raja dan Putra Mahkota tidak terlibat dalam pembunuhan, pada Senin, 22 Oktober, keduanya menelepon langsung keluarga Khashoggi. Raja dan putranya menyampaikan belasungkawa langsung kepada putra sulung Khashoggi, Salah bin Jamal Khashoggi.

Keesokannya, dua putra Jamal Khashoggi dan keluarganya yang lain datang ke istana bertemu dengan Raja Salman dan Putranya. Keluarga Khashoggi diundang datang oleh Raja.

Foto-foto pertemuan yang dipublikasikan membuat para pengamat bersuara untuk berkomentar. Sejumlah pengamat menyoroti ekspresi dingin wajah Salah Khashoggi ketika bersalaman dengan kedua penguasa tersebut. Ada pula yang menyorot bagian depan baju Salah yang kusut, hal yang tidak lumrah dikenakan dalam acara resmi seperti itu.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Pengamat berspekulasi bahwa Salah tidak siap untuk hadir dan dipaksa hadir.

Berbagai cerita tercipta satu demi satu dan berbagai misteri terungkap satu demi satu lalu tercipta misteri yang lain. (A/RI-1/B05)

turki-dan-arab-saudi-bag-2/">Baca kelanjutannya di bagian kedua tulisan!

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
Dunia Islam
Dunia Islam
Internasional
MENAG
Indonesia