Jambi, MINA – Jambi dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia berpotensi hujan lebat dan angin kencang hingga 17 Oktober 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prospek cuaca yang menunjukkan potensi hujan lebat serta angin kencang di berbagai daerah, termasuk Jambi, mulai dari Sabtu (12/10) hingga 17 Oktober 2024.
Ini merupakan bagian dari periode peralihan musim atau yang biasa dikenal dengan pancaroba, musim peralihan yang rentan cuaca ekstrem, dan sering diwarnai oleh ketidakstabilan cuaca.
Menurut BMKG, saat ini banyak wilayah di Indonesia yang sedang mengalami masa ini, dan pancaroba sering kali membawa berbagai fenomena cuaca yang tak terduga.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Hujan pada periode ini cenderung bersifat lokal, tidak merata, dan dengan intensitas yang bervariasi. Hujan yang turun bisa berubah dari sedang hingga lebat hanya dalam durasi singkat.
Tidak hanya itu, pada masa pancaroba, atmosfer bumi menjadi lebih labil. Hal ini memungkinkan terbentuknya awan-awan konvektif, salah satunya adalah Cumulonimbus (CB), yang dikenal sebagai awan pemicu cuaca ekstrem. Awan ini sering kali menjadi penyebab terjadinya petir, angin kencang, bahkan hujan es dalam situasi tertentu.
“Masyarakat perlu berhati-hati terhadap perubahan cuaca yang cepat, terutama di wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Hujan lebat yang tiba-tiba bisa terjadi kapan saja, sering kali disertai petir dan angin kencang,” tulis BMKG melalui akun Instagram resminya, @infobmkg.
BMKG menjelaskan bahwa beberapa dinamika atmosfer global mempengaruhi kondisi cuaca, termasuk di Jambi. Salah satu faktor utama yang turut andil adalah aktivitas gelombang atmosfer.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
BMKG memantau bahwa gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diprakirakan akan aktif di wilayah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan. Sementara itu, gelombang atmosfer Kelvin terpantau di sebagian wilayah Sumatra Barat, Jambi, serta Pulau Jawa.
Gelombang-gelombang ini meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan di wilayah-wilayah yang dilewatinya. Tidak hanya gelombang atmosfer, sirkulasi siklonik juga berperan besar dalam pembentukan cuaca ekstrem. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?