Rembang, MINA – Program seribu Embung di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah mencapai target. Meski begitu program pembuatan embung akan terus dilakukan, mengingat masih banyak masyarakat yang memerlukan pasokan air untuk lahan pertanian.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pembuatan embung untuk pertanian akan terus ditambah, karena kebutuhan masih banyak.
“Ini area-area kering, kalau tidak ada curah hujan mereka tidak mendapatkan air. Maka mudah-mudahan sekian embung yang terbangun akan bisa membantu. Pembuatan embung tidak berhenti, karena kebutuhan masih banyak sekali,” kata saat meninjau pembangunan Embung Glebeg, di Desa Glebeg, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Senin (10/7).
Penambahan pembuatan Embung, Pemprov Jateng akan berkoordinasi dengan pemerintah desa, kabupaten, dan pusat.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
“Makin banyak embung di area yang suplai airnya kurang bisa terpenuhi dengan modifikasi. Ada modifikasi tempat-tempat penampungan air, ada modifikasi saluran. Bahkan, pada titik tertentu, kami modifikasi cuaca yang beberapa kali kami lakukan,” jelasnya.
Sementara itu, hasil peninjauan ke Embung Glebeg, Ganjar memberikan beberapa catatan. Di antaranya, beberapa pekerjaan masih ada yang perlu diperbaiki sebelum diserahterimakan. Salah satunya paving yang tampak amblas. Ia meminta agar itu diperbaiki lebih dahulu sebelum nanti diserahterimakan.
“Suruh perbaiki dulu. Jangan mau terima kalau masih seperti ini,” ujar Ganjar.
Anggaran pembangunan Embung Glebeg bersumber dari Bantuan Keuangan Pemprov Jateng pada 2022. Pagu bantuan keuangan itu senilai Rp3,1 miliar. Embung Glebeg memiliki luas sekitar 2.279,5 meter persegi, dengan kapasitas tampung air kurang lebih 9.118 meter kubik, dan dapat mengairi lahan pertanian dan perkebunan seluas 30 hektare.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
“Kita menghadapi musim kemarau, dan kemungkinan juga kemaraunya panjang. Jadi Pak Bupati bangun satu di situ, kami bangun dari provinsi di sini. Jadi harapan kami, nanti ini akan bisa menjadi alternatif bagaimana suplai air untuk kebun. Paling banyak tebu dan tembakau ya,” jelas Ganjar.
Diharapkan, Embung Glebeg, dapat dimanfaatkan masyarakat secara optimal, sehingga kebutuhan air untuk pertanian dan perkebunan di sekitar bisa terpenuhi.
“Meskipun tentu saja masih kurang, sehingga nanti coba bisa tambah lagi di beberapa tempat. Tapi setidaknya, diharapkan embung ini bisa dimanfaatkan, bisa dipakai masyarakat. Sehingga problem air untuk pertanian atau perkebunan mereka bisa terpenuhi,” pungkasnya. (R/B04/P2)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung