Oleh: Annisa Fithri Nurjannah, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam STAI Al Fatah Bogor, Jawa Barat
Membaca dan menulis mungkin suatu aktivitas yang membosankan bagi setiap orang, tetapi tidak bagi para sahabat Nabi, ilmuan, tokoh, ustadz, guru, dosen, dan masih banyak lagi orang terkenal di dunia yang mereka gemar membaca dan menulis. Kalau dilihat orang-orang zaman sekarang yang sudah makin modern pasti minat membaca dan menulisnya makin berkurang dan berpaling dengan gadget dimana tangannya hanya dipergunakan untuk membalas chat-chat tidak penting seperti teman dan pacar. Pertanyaannya, mau dibawa kemana negeri ini kalau dari diri kita saja tidak ada keinginan untuk memajukan negeri dengan memulai membaca dan menulis.
Ada seorang tokoh bernama Marxim Gorki, penulis cerita pendek dan novel asal Rusia. Ia Lahir di tengah keluarga dengan latar belakang sosial kelas bawah, dan mengenyam pendidikan sekolah hanya selama beberapa tahun yang sangat singkat. Pada umur 8 tahun, ia sudah harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri.
Bekerja sebagai pencuci sayuran, Gorky kecil diperkenalkan baca tulis oleh seorang juru masak di tempatnya bekerja.
Sejak saat itu, membaca buku menjadi kegemaran dan minat dalam hidupnya.
Minatnya dalam membaca buku tersebut mengantarkannya pada pencapaian besarnya, yakni menjadi seorang penulis novel dan cerita pendek yang sangat terkenal.
Beberapa karyanya antara lain Pesnya O Burevestnike (Song of the Stormy Petrel), Gorod Zhyoltogo Dyavola (The City of the Yellow Devil),dan trilogi yang bejudul My Childhood, In the Wold, dan MY Universities.
Ia merupakan satu tokoh dari sekian banyak tokoh di dunia yang belum kita tahu dan apakah kita ingin menjadi orang terkenal yang ingin di kenal dunia atau tercatat namanya di sebuah buku dan media lainnya? Itu semua tergantung kita sendiri yang ingin memperkenalkan kepada dunia lewat tulisan dan apa yang disampaikan.
Firman Allah Subhanallahu wa ta’ala:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan,” (1) “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (2) “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,” (3) “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena),” (4) “Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (5). (Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5)
Maka, pantaslah “membaca” dan “menulis” diperintahkan Allah untuk menjadi hal yang harus dilakukan manusia ketika hendak mendalami hal-hal yang berhubungan dengan keilmuan. Karena pada hakikatnya, Allah-lah yang mengajarkan semua pengetahuan kepada manusia. Oleh karena itu menulis dan membaca kalimat yang beriringan kalau kita ingin memiliki kemampuan yang luas atau ilmu pengetahuan luas perbanyak membaca dan menuangkannya dalam tulisan.
Pada kesempatan ini, penulis akan berbagi tips bagaimana caranya agar kegiatan menulis itu menyenangkan dan tidak membosankan.
Pertama, Serius Tapi Santai (Sersan)
Jangan anggap aktivitas menulis itu sebagai kegiatan yang berat dan melelahkan, sehingga kita tidak perlu merasa terbebani atau merasa dipaksa. Menulis memang harus dikerjakan secara serius tapi bisa dibawa santai. Anggaplah Anda sedang membangun istana pasir, dimana hal itu adalah kegiatan yang menyenangkan walau pun butuh kecermatan agar istana pasir bisa terbentuk sesuai dengan rancangan awal dan tidak mudah roboh.
Kedua, Berbagi Pengalaman dengan Penulis Lain
Menulis bisa menjadi sangat menyenangkan dan menghibur jika kita bisa berkumpul dan berbagi pengalaman dengan penulis lain. Komunitas antara penulis adalah sarana yang tepat bagi Anda untuk mengembangkan diri, karena mereka akan memberikan pengalaman, saran, dan kritik kepada kita sehingga kita bisa memperbaiki dan mengembangkan tulisan kita menjadi lebih baik lagi. Karena sesungguhnya para penulis tidak akan pelit dengan ilmu yang mereka miliki. Jangan malu untuk bertanya dan meminta pendapat tentang tulisan Anda karena mereka akan dengan senang hati membantu Anda.
Ketiga, Membuat Tema Tulisan yang Berbeda
Kadangkala kita merasa bosan menulis dikarenakan kehabisan ide untuk mengembangkan tema atau topik tertentu yang telah direncanakan. Sehingga kita “mentok” dengan tema tersebut, dan ketika kita susah untuk mengembangkannya, kita menjadi bingung, bosan dan malas untuk menulis. Apa yang salah? Kita terlalu memaksakan diri untuk membuat tema tulisan yang itu-itu saja. Padahal sebenarnya kita bisa membuat tema tulisan yang berbeda agar kegiatan menulis kita tetap berjalan seperti biasanya. Bukankah menulis itu sebuah kegiatan yang menyenangkan, lalu kenapa harus dibuat susah?
Membuat tulisan dengan tema yang berbeda juga bisa mengasah kemampuan Anda untuk menjadi penulis yang tidak kaku, kreatif dan serba bisa. Tapi bukan berarti tulisannya menjadi tidak bermutu, usahakan walau temanya berbeda namun ada “bobot” di dalam tulisan tersebut walau pun tidak terlalu banyak. Siapa tahu Anda bisa berkembang sejalan dengan waktu, karena jika sudah terbiasa maka pengalaman akan memberikan Anda inspirasi untuk terus memvariasikan tulisan Anda sehingga tulisan Anda tidak membosankan dan Anda pun tidak merasa bosan juga. Karena saat itu kegiatan menulis Anda telah menjadi kesenangan bagi Anda.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Keempat, Merubah Paradigma
Menulis juga bisa membuat seseorang terkenal dan menghasilkan uang. Apalagi kalau tulisannya memiliki ‘value’ yang tinggi, tentu karyanya akan dibayar mahal juga. Dan setiap orang berhak bercita-cita untuk menjadi penulis yang terkenal dan berpenghasilan. Tapi, saran saya sebaiknya kita ubah dulu pemikiran seperti itu. Kalau ternyata setelah bertahun-tahun kita tidak meraih impian seperti itu bagaimana dong? Apakah kita jadi malas dan bosan untuk menulis? Jangan, setidaknya kita bisa menyalurkan hobi kita untuk menulis. Biarlah ketenaran dan materi itu dikesampingkan dulu agar kegiatan menulis kita menjadi menyenangkan. Tapi sebenarnya boleh-boleh saja kalau mau ada target tertentu, ya tentunya jangan terlalu berlebihan agar tidak terlalu kecewa di kemudian hari. Maka, sebaiknya rubahlah dulu pandangan dan tujuan kita dari awal.
Itulah tadi tips bagaimana agar kegiatan menulis itu menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. Menulis mungkin tidak menghasilkan materi pada awalnya. Tetapi, otak akan terasah dan wawasan pun bertambah. Penulis itu wajib suka baca. Mari budayakan menulis dan membaca secara seimbang. Jika kamu memiliki bakat menulis, menulislah sampai tiba datangnya Malaikat Izrail dan berhentinya aktivitas dunia, ketika Malaikat Israfil meniupkan sangkakala. (anj/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)