Oleh: Iwan Abdurrahman, Wartawan MINA, Mahasiswa STISA – Abdullah bin Mas’ud
Kegagalan dan kesuksesan adalah dua hal yang saling melengkapi. Orang yang menginginkan kesuksesan harus tahu bahwa ada saat di mana dia harus mengalami kegagalan. Untuk sukses tidak cukup hanya sekedar mengetahui jalan menuju kesuksesan tersebut, tapi juga harus mengerti apa yang membuat suatu kegagalan terjadi.
Saat kita mengalami kegagalan, meratapi bukanlah solusi, akan tetapi kita harus berpikir bagaimana mengatasi dan mengantisipasinya, untuk itulah sebuah perencanaan dan perumusan tujuan sangatlah penting.
Membuat dan merumuskan tujuan berarti kita menentukan arah yang jelas, hendak dibawa kemana hidup kita. Kegagalan bisa terjadi karena kita tidak bisa mengantisipasi kesalahan-kesalahan kecil yang kita alami. Valentino Dinsi dalam bukunya yang berjudul “Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian,” mengatakan “Ada banyak cara untuk sukses, berani sukses berani gagal. Ada banyak pembahasan tips tentang menghadapi kesuksesan, tapi bagi kami sama pentingnya menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan.”
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Sekarang yang menjadi pertanyaan kita adalah, Apa yang harus kita lakukan saat masalah dan kegagalan datang menghimpit ? Apa yang harus kita lakukan agar kegagalan tidak menghalangi ikhtiar kita mewujudkan asa ? Untuk menjawab kedua pertanyaan ini, setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan agar kita dapat menerima kegagalan sebagai bagian dari kesuksesan.
Pertama, ukurannya bangkit lagi, jangan pernah mengukur kesuksesan seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, tapi ukurlah berapa kali dia sanggup untuk bangkit kembali dari kegagalan. Seseorang yang mampu bangkit setelah jatuh, maka dia akan menjadi pribadi yang tidak putus asa.
Orang yang sebenarnya gagal adalah mereka yang malas untuk mengulangi dan mencari jalan yang baru untuk menemukan tujuannya kembali. Sebab, kunci kesuksesan diantaranya adalah mengulang-ngulang sukses kecil berkali-kali sehingga menjadi kesuksesan besar, dan juga mengambil hikmah lalu memperbaiki semua kegagalannya untuk tindakan-tindakan selanjutnya yang lebih baik lagi.
Kedua, harus punya kesabaran, kesabaran akan membuat seseorang bisa bertahan ditengah kesulitan dan tekanan hidup. Kesabaran juga akan membuat seseorang dapat mempertahankan prinsip yang diyakininya. Valentino Dinsi juga pernah berkata, “Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya, bakat pun tidak, banyak orang yang berbakat tapi tidak sukses, kejeniusan pun tidak, orang yang jenius tidak sukses sudah hampir menjadi olok-olokan, dan pendidikan pun tidak, dunia ini sudah penuh dengan orang terpelajar. Hanya kemauan, kemampuan, dan ketabahan yang bisa bertahan untuk mewujudkan kesuksesan.”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-20] Tentang Istiqamah
Ketiga, memiliki ketabahan, orang yang berhasil melewati kegagalan adalah mereka yang memilki ketabahan dan ketegaran dalam menghadapi dan menerima segala hal yang tidak menyenangkannya. Orang yang tabah tidak akan pernah merasa kecewa saat kesulitan datang menghampirinya, orang yang tabah adalah mereka yang selalu berpikir, “yang ada masih lebih baik, apapun dan seberapapun yang diraih harus tetap disyukuri,” ketabahan akan membuat seseorang memiliki semangat dan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan.
Keempat, memandang segala hal dari sisi yang positif. Terkadang apa yang kita pandang baik belum tentu baik menurut pandangan Allah Subhanahuwata’ala, dan sesuatu yang sering kita pandang sebagai keburukan malah justru itu ada kabaikan didalamnya. Biar bagaimanapun, Allah lah yang Maha Mengetahui akan apa-apa yang terbaik untuk diri kita, maka pandanglah apapun yang kita alami saat ini sebagai kebaikan.
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ…
… Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu lebih baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak. (Q.S. Al-Baqarah : 216)
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Pandanglah dengan sudut pandang yang positif, dan yakinlah bahwa Allah hanya memberikan yang terbaik untuk kita. Kitalah yang seharusnya berprasangka baik kepada Allah, bahwa Dia akan memberikan apa-apa yang kita inginkan, andai saja saat ini kita belum dapat apa yang kita inginkan, dan kecewa karenanya, maka bersabarlah. Karena Allah sudah mempersiapkan kesuksesan yang lebih besar dan yang terbaik untuk kita diwaktu yang tepat menurut Allah.
Maka dari itu, pandailah menata diri dan hati. Bukankah Allah akan selalu ada bersama prasangka hamba-Nya ? Bukankah Allah sudah berjanji akan mengabulkan setiap doa dan permohonan kita ? Jadi untuk apa kita mebuang-buang waktu hanya untuk menyesali kegagalan yang telah terjadi ? Hal yang perlu kita lakukan saat ini bukan menyesali dan meratapi kegagalan, tapi segara mengatur dan menyusun langkah-langkah baru untuk lebih baik.
Kita harus berani menerima kegagalan, karena kegagalan adalah upaya Allah untuk melatih mental kita menjadi pribadi yang tahan banting. Terimalah kegagalan, kenali sebab-sebabnya, dan sikapi dengan cara yang positif. Kita diciptakan bukan menjadi pecundang, tapi kita diciptakan untuk jadi pemenang. (A/Iwn/R1)
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
Mi’raj News Agency (MINA)