Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangan Takut Kehilangan Rezeki

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 16 Februari 2017 - 12:43 WIB

Kamis, 16 Februari 2017 - 12:43 WIB

1242 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Alumni Mu’assasah Al-Quds Yaman, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA

Janganlah kita merasa takut kehilangan rezeki, ditinggal pergi pelanggan, atau kaburnya calon pembeli, hanya karena ingat kepada Allah. Justru di situlah letak keberkahan rezeki kita, yang insya Allah dengan izin Allah justru akan terus bertambah, melimpah dalam ridha-Nya.

Sebaliknya, marilah kita tumbuhkan rasa takut manakala ditinggalkan oleh Allah disebabkan kita lebih mengutamakan perniagaan dan urusan duniawi daripada mendengar dan melaksanakan titah perintah-Nya, serta lebih mengutamakan keuntungan materi dibandingkan keberkahan-Nya.

Janganlah kita pura-pura lupa kepada Allah, pura-pura tidak mendengar panggilan adzan, pura-pura tidak tersedia uang recehan untuk sedikit shadaqah di kotak masjid, jangan juga berpura-pura tidak ada untuk pengajan proposal jariyah, dan kepura-puraan lainnya. Maka sungguh Allah akan melupakan kita. Kalau Allah Sang Pemilik langit dan bumi sudah melupakan kita, lalau kita akan menetap di bumi mana lagi? Kita akan memperoleh rezeki dari mana lagi?

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Allah memperingatkan kita akibat kefasikan kita itu :

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ( ) لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ ( )

Artinya : “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al-Hasyr [59]: 19-20).

Padahal iman dan taqwa itulah, keyakinan dan konsekwensi menjalankan perintah Allah itulah, penyebab utama limpahan karunia dan keberkahan-Nya. Sebagaimana Allah sendiri yang menjanjikan di dalam kirab suci-Nya :

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Artinya : “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka barokah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. Al-A’raaf [7]: 96).

Itulah rezeki yang berkah lagi melimpah.

Jangan pula lantas karena ingin rezeki melimpah kita pun membuat semacam janji transaksi kita kepada Allah di dalam pikiran kita, belum sampai ke hati, “Ya Allah kalau saya kaya dengan harta melimpah, saya akan gemar bershadaqah, membangun masjid, menyantuni yatim piatu,…..dst”.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Niat seperti itu tentu saja baik, karena Allah, dan terus dipertahankan sampai benar-benar mendapatkan harta yang dicarinya, dengan tidak melupakan janji itu sedikitpun. Tidak mustahil akan mengikuti jejak-jejak kedermawanan para sahabat aghniya (kaya) jaman Nabi.

Hanya saja manusia seringkali lupa daratan setelah kelamaan berenang di samudera kemewahan, setelah ia menjadi kaum berada dan beruang. Bahkan ia semakin galak dan rakus melebihi beruang sungguhan, yang ingin mencengkeram seluruh harta yang dikira miliknya itu. Na’udzubillahi min dzalik. (RS-2/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Tausiyah
Kolom
Kolom
Kolom