Bogor, MINA – Aqsa Working Group (AWG) memperingati Hari Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab pada Selasa (25/11) di Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar, bertepatan dengan 4 Jumadil Akhir dengan mengangkat kembali pidato bersejarah Umar bin Khattab sebelum memasuki Baitul Maqdis.
Imaam Yakhsyallah Mansur mengungkapkan pidato tersebut disampaikan Umar di wilayah Jabiyah, sebuah kota dekat Kota Al-Quds, yang menjadi momentum penting menjelang pembebasan kota suci itu.
Pembina Utama Aqsa Working Group (AWG) itu menjelaskan, di Jabiyah, Umar memberikan arahan mendalam kepada umat tentang fondasi kejayaan Islam.
Umar menegaskan, mengutip jadits Nabi, “Wajib atas kalian berjamaah. dan dilarang berpecah-belah. Barangsiapa ingin menempati surga, maka hendaklah berjama’ah.”
Baca Juga: Pertama Kali di Indonesia, AWG Gelar Peringatan Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab
Pesan tersebut, lanjutnya, menjadi kunci mengapa pembebasan Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa berlangsung damai, bermartabat, dan disertai perlindungan bagi seluruh penduduknya.
Imaam Yakhsyallah menambahkan, nasihat Umar tersebut menunjukkan bahwa pembebasan Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa bukan semata kemenangan militer, tetapi puncak dari keteguhan iman dan persatuan umat.
Dengan menguatkan jamaah, kepemimpinan, dan ketaatan, umat Islam pada masa itu mampu menegakkan keadilan ketika memasuki Baitul Maqdis.
Acara peringatan tersebut juga menghadirkan Prof Abd Al-Fatah El-Awaisi, pakar Baitul Maqdis asal Palestina yang kini bermukim di Inggris.
Baca Juga: Kemenkes RI dan Pesantren Al-Fatah Bogor Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Santri dan Warga
Dalam ceramahnya, Prof El-Awaisi menekankan, pembebasan Baitul Maqdis pada masa Umar adalah teladan bagi generasi Muslim saat ini dalam menjaga optimisme, persatuan, dan kesadaran sejarah.
Menurut El-Awaisi, Rasulullah sejak awal telah mengisyaratkan pembebasan Baitul Maqdis, dan Umar menggenapi isyarat tersebut dengan adab kepemimpinan dan ketakwaan yang luar biasa.
Ia menambahkan, narasi pembebasan Baitul Maqdis harus terus dihidupkan di seluruh dunia Islam, terutama Indonesia.
Pembebasan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab pada tahun 15 H terjadi setelah wilayah Syam bebas dari kekuasaan Byzantium. Umar datang bukan sebagai penakluk, tetapi sebagai pemimpin yang membawa keadilan dan perlindungan penuh bagi Muslim maupun non-Muslim.
Baca Juga: Ini Empat Pilar Budaya Baitul Maqdis untuk Menguatkan Gerakan Pembebasan Al-Aqsa
Sebelum memasuki kota itu, Umar singgah di Jabiyah, tempat ia menyampaikan pidato penting yang menegaskan prinsip persatuan, kepemimpinan, dan ketaatan sebagai fondasi tegaknya Islam.
Pidato di Jabiyah tersebut menjadi simbol bahwa pembebasan Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsa adalah peristiwa spiritual dan moral, bukan sekadar keberhasilan militer.
Dengan prinsip itu, Umar memasuki Baitul Maqdis dengan damai dan menetapkan Piagam Umariyah yang menjamin keamanan seluruh penduduk, menjadikan momen tersebut salah satu peristiwa paling beradab dalam sejarah penaklukan dunia. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Peringatan Hari Pembebasan Baitul Maqdis, Prof El-Awaisi Ungkap Pelajaran dari Kisah Umar
















Mina Indonesia
Mina Arabic