Tel Aviv, MINA – Jared Kushner, mantan Penasihat Senior Presiden AS Donald Trump, tiba di Israel pada Ahad (9/11) untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait implementasi “rencana perdamaian Gaza”.
September lalu, presiden AS mengumumkan rencana 20 poin untuk mengakhiri perang di Gaza, yang mencakup tahapan yang dimulai dengan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober, dan termasuk penyerahan tawanan Israel yang ditahan oleh gerakan perlawanan Palestina, Hamas. Almayadeen melaporkan.
Hamas telah menyerahkan 20 tawanan hidup dan jenazah 24 lainnya sejak gencatan senjata mulai berlaku, sementara jenazah 4 tawanan masih berada di Gaza.
Amerika Serikat sedang mengajukan proposal untuk apa yang disebut Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Gaza, sebagai bagian dari kerangka kerja pasca-genosida Trump yang lebih luas.
Baca Juga: Hamas Tolak Menyerah di Rafah, Desak Mediator Lindungi Gencatan Senjata
Rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang disusun AS dan diedarkan pada awal November mengusulkan pengerahan pasukan multinasional tersebut setidaknya selama dua tahun, berpotensi hingga 2027, yang memberikan negara-negara peserta wewenang yang luas atas pengaturan keamanan dan administratif Gaza.
Meskipun rencana tersebut menyatakan tidak ada pasukan AS yang akan ditempatkan di Gaza, Washington telah mengerahkan sekitar 200 personel ke pusat koordinasi sipil-militer di utara Jalur Gaza, yang beroperasi di bawah CENTCOM.
Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan pada Ahad bahwa tidak akan ada pasukan Turkiye di Gaza sebagai bagian dari pasukan multinasional tersebut, yang jelas bertentangan dengan pernyataan duta besar AS untuk Turkiye, Tom Barrack, yang telah mengonfirmasi dalam sebuah konferensi keamanan di Manama awal bulan ini bahwa Ankara akan berpartisipasi dalam misi tersebut. []
Baca Juga: Relawan EMT MER-C Layani Puluhan Pasien di Klinik Muscat, Gaza City
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic