Semarang, MINA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar) resmi menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan wilayah perbatasan.
Langkah ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno, dan Sekda Jabar, Herman Suryatman, di Kantor Gubernur Jateng, Selasa (8/10).
Dalam perjanjian tersebut, fokus utama kolaborasi adalah menangani masalah kerusakan lingkungan serta menjamin ketersediaan air baku di wilayah perbatasan.
Sumarno menegaskan, kelestarian lingkungan dan keberlanjutan air baku merupakan aspek penting yang mendukung Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Jateng, terutama sebagai daerah penopang pangan dan industri nasional.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
“Kami ingin menjaga ketersediaan air baku dengan menjaga lingkungan bersama-sama. Ini tanggung jawab yang harus diemban kedua provinsi secara kolektif,” ujar Sumarno.
Ia menambahkan bahwa persoalan di wilayah perbatasan tidak bisa dipisahkan dari pembagian administratif semata, karena interaksi masyarakat yang erat antara kedua provinsi tersebut.
Oleh sebab itu, diperlukan perhatian khusus untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan pembangunan.
Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi yang sudah terjalin antara sejumlah kabupaten dan kota di kedua provinsi.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Di Jateng, kerja sama telah melibatkan wilayah seperti Brebes, Cilacap, dan Tegal. Sementara di Jabar, daerah yang terlibat antara lain Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan Pangandaran.
“Kerja sama ini meliputi berbagai sektor, termasuk budaya dan ekonomi,” tambah Sumarno.
Senada dengan Sumarno, Sekda Jabar, Herman Suryatman, menekankan pentingnya sinergi antarprovinsi dalam pengembangan wilayah perbatasan.
Empat kabupaten di Jabar yang berbatasan langsung dengan Jateng menjadi prioritas dalam kerja sama ini.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
“Kolaborasi ini akan menjadi payung bagi pengembangan kawasan perbatasan, menjadikannya lebih potensial baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya,” jelas Herman.
Ia juga berharap kerja sama ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dan menjaga stabilitas sosial di wilayah perbatasan.
Dengan kerja sama ini, diharapkan kedua provinsi dapat bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan melalui pendekatan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pembangunan yang inklusif. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina