Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jauhkan Sifat Tergesa-gesa

Admin - Rabu, 11 Januari 2017 - 14:50 WIB

Rabu, 11 Januari 2017 - 14:50 WIB

856 Views ㅤ

Ilustrasi

Ilustrasi

Oleh: Annisa Fithri Nurjannah Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam STAI Al Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat

Kebanyakan orang ketika sudah telat datang ke tempat kerja, sekolah, kuliah, dan lainnya pasti lebih memilih tergesa-gesa dibanding mengatur waktu lebih awal, mengapa demikian? ia karena identiknya manusia lebih suka menebak-nebak keadaan dari pada realita yang ada seperti berangkat kerja, masuk kantor jam 07.00 tapi berangkat dari rumah mendekati waktu tersebut, bagaimana tidak telat masuk kantor kalau ceritanya seperti itu.

Tergesa-gesa adalah kondisi psikogis seseorang yang secara emosional ingin cepat-cepat melakukan sesuatu, kosong dari pertimbangan fikiran. Karena tanpa pertimbangan terlebih dahulu, maka aktivitas yang dilakukannya juga tidak produktif.

Apa yang terjadi dengan beberapa sahabat Rasulullah SAW seperti dalam kisah di atas juga menggambarkan, bahwa bila shalat dilakukan dengan tidak tenang dan terburu-buru akan merefleksikan shalat yang tidak khusyu’. Shalat tidak khusyu’ tentunya bukanlah shalat yang produktif, karena tidak menghasilkan pahala, kecuali hanya capek semata.
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
Artinya: “Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepada kalian tanda-tanda (azab-Ku), Oleh karena itu, janganlah kalian minta kepada-Ku untuk mendatangkannya dengan segera.” (Q.S. Al-Anbiya [21]:37)
Di ayat lain juga berbunyi:
وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
Artinya: “Dan manusia bersifat tergesa-gesa.” (Q.S. Al-Isra [17]:11)

Baca Juga: Palestina Pasca “Deklarasi Beijing”

Imam al-Manawiy dalam Syarh al-Jami’ al-Shaghir menjelaskan, bahwa tergesa-gesa dilarang karena hal itu akan mendatangkan was-was. Ketergesa-gesaan menghalangi keteguhan dan pemikiran matang. Al-Manawiy menambahkan bahwa tergesa-gesa itu sebenarnya adalah trik syaitan untuk menggoda manusia agar menjadi orang yang ragu dan kosong pikirannya. Imam Hasan al-Bashri mengatakan: ”Setiap shalat yang hatinya tidak hudlur maka shalat itu lebih cepat mengundang siksa”. Ketergesa-gesahan inilah yang menyebabkan hati tidak bisa hudlur. Amru bin ‘Ash mengatakan tergesa-gesa yang dilarang adalah terburu-beru pada sesuatu selain keta’atan tanpa ada rasa khouf pada Allah.

Bukti Tentang Tercelanya Sifat Tergesa-Gesa
Syariat Islam mencela sifat ini dan melarang pemeluknya untuk memiliki sifat tersebut, sebagaimana Islam juga mencela dan memperingatkan kaum muslimin dari sifat malas dan berlambat-lambat dalam sesuatu.
ذو النون يقول: (أربع خلال لها ثمرة: العجلة، والعجب، واللجاجة، والشره، فثمرة العجلة الندامة، وثمرة العجب البغض، وثمرة اللجاجة الحيرة، وثمرة الشره الفاقة

Dzun Nun (Tsauban bin Ibrahim) rahimahullahu berkata, “Ada empat perkara buruk yang menghasilkan buah: tergesa-gesa yang buahnya adalah penyesalan, kagum pada dirinya sendiri yang buahnya adalah kebencian, keras kepala yang buahnya adalah kebingungan, dan rakus yang buahnya adalah kemiskinan”.
Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Artinya: “Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro).

Baca Juga: Nobar Film Hayya, Solidaritas dari Ponpes Al-Fatah Lampung untuk Palestina

Sejatinya sifat tergesa-gesa juga merupakan sikap gegabah, kurang berpikir dan berhati-hati dalam bertindak. Sifat ini menghalangi pelakunya dari ketenangan dan kewibawaan. Dan menjadikan pelakunya memiliki sifat menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dan mendekatkan pelakunya kepada berbagai macam keburukan, dan menjauhkannya dari berbagai macam kebaikan. Dia adalah temannya penyesalan. Dan katakanlah, bahwa siapa saja yang tergesa-gesa maka dia akan menyesal”.
Obat Dari Penyakit Tergesa-gesa.

Obat penyakit ini adalah sabar dan hilm (tenang dan sabar). Orang yang belum bisa bersabar sudah sepantasnya melatih dirinya untuk bisa bersabar. Siapa yang bersungguh-sungguh insyâ Allâh dia akan mendapatkan kesabaran yang diinginkannya.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ وَإِنَّمَا الْحُلُمَ بِالتَّحَلُّمِ وَمَنْ يَتَحَرَّ الْخَيْرَ يُعْطِهِ وَمَنْ يَتَوَقَّ الشَّرَّ يُوقَهُ

Artinya: “Sesungguhnya ilmu didapatkan dengan belajar dan sesungguhnya hilm (kesabaran dan ketenangan) didapatkan dengan melatihnya. Barangsiapa yang berusaha untuk mendapatkan kebaikan, maka Allâh akan memberikannya. Barangsiapa yang berusaha untuk menghindari keburukan, niscaya akan terhindar darinya.” (H.R Ath-Thabari di dalam al-Mu;jamul Kabir no. 1763 dan al-Awsath no 2663)

Yahyâ bin Aktsam pernah bercerita bahwa suatu hari khalîfah Hârun Ar-Rasyîd ingin mengangkat seorang hakim. Orang yang diangkat itu pun berkata, “Sesungguhnya saya tidak layak menjadi hakim dan saya juga tidak faqîh (tidak paham ilmu fiqh).” Hârun Ar-Rasyîd pun berkata, “Pada dirimu terdapat tiga keutamaan. Engkau memiliki kehormatan yang akan menghindarkan orang yang memilikinya dari kerendahan.

Baca Juga: Selamat atas Rekonsilisasi Antar Faksi Palestina

Engkau memiliki hilm (ketenangan dan kesabaran). Hilm (ketenangan dan kesabaran) akan menghindarkan orang yang memilikinya dari ketergesa-gesaan. Barang siapa yang tidak tergesa-gesa, maka kesalahannya akan sangat sedikit. Engkau selalu bermusyawarah pada semua urusanmu. Barangsiapa yang bermusyawarah, maka akan banyak benarnya. Adapun permasalah fiqh (fikih) kami akan mengumpulkan orang-orang yang telah mempelajarinya bersamamu.

Kemudian Yahya bin Aktsam pun berkata, “Setelah itu dia pun diangkat menjadi hakim dan kami tidak mendapatkan celaan pada dirinya.”
Jadi dalam melakukan sesuatu aktifitas apapun kegitan itu, seorang muslim harus memiliki pertimbangan matang agar tidak menyesal di belakang. Sifat sabar, dalam hal ini berperan penting mengontrol emosi yang tergesa-gesa. (anj/RS1)

MI’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pengaruh Amal Saleh 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Tausiyah
Indonesia
Tausiyah