Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jejak Perempuan dalam Kemerdekaan Indonesia

Farah Salsabila Editor : Widi Kusnadi - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

2 Views ㅤ

KEMERDEKAAN Indonesia lahir dari perjuangan panjang yang melibatkan seluruh elemen bangsa, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, dalam narasi sejarah, peran perempuan sering kali terpinggirkan atau hanya disebut sekilas. Budaya patriarki dan minimnya tradisi menulis di masa lalu turut membuat kisah para pahlawan perempuan kurang terdokumentasi dengan baik.

Padahal, di balik banyak peristiwa besar, ada figur-figur perempuan yang berdiri tegak, memimpin, bahkan bertempur di garis depan. Nama-nama seperti R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, hingga Martha Christina Tiahahu adalah bukti nyata bahwa perempuan turut mewarnai perjuangan bangsa. Sayangnya, pamor mereka semakin memudar di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Banyak yang hanya mengenalnya sebatas cerita, bukan teladan nyata.

Memasuki usia kemerdekaan ke-80 tahun, sudah saatnya kita kembali menengok sejarah. Kita perlu menggali kisah-kisah pahlawan perempuan yang telah meletakkan dasar bagi kemerdekaan negeri ini. Salah satu sosok yang layak mendapat perhatian adalah Laksamana Keumalahayati, pahlawan maritim dari Aceh. Ia bukan hanya simbol keberanian, tetapi juga bukti bahwa perempuan mampu memimpin dengan kecerdasan dan integritas, tanpa meninggalkan nilai agama maupun budaya.

Laksamana Keumalahayati lahir pada pertengahan abad ke-16 di Kesultanan Aceh Darussalam, salah satu kerajaan Islam terkuat di Asia Tenggara. Putri dari seorang laksamana ini sejak kecil akrab dengan dunia pelayaran dan strategi perang. Ia menempuh pendidikan di Ma’had Baitul Maqdis, akademi militer Aceh, tempat ia mendalami ilmu navigasi, taktik pertempuran, kepemimpinan, sekaligus nilai-nilai Islam.

Baca Juga: Kenapa Tingkat Literasi Ibu Penting: Inspirasi dari Rose Kennedy

Kehidupan Malahayati berubah ketika suaminya gugur dalam pertempuran melawan Portugis. Alih-alih larut dalam duka, ia justru bangkit mengambil tanggung jawab besar: memimpin Pasukan Inong Balee, armada yang beranggotakan janda-janda pejuang. Pasukan ini disiplin, terlatih, dan memiliki semangat membara untuk mempertahankan tanah air.

Di bawah kepemimpinannya, Inong Balee melakukan berbagai serangan strategis yang berhasil memukul mundur Portugis dan Belanda. Pada tahun 1599, Malahayati bahkan berhasil menewaskan Cornelis de Houtman, tokoh penting Belanda, dalam pertempuran laut. Keberhasilan ini menegaskan kapasitasnya sebagai pemimpin militer kelas dunia.

Namun, Malahayati bukan hanya seorang panglima perang. Ia juga seorang diplomat ulung. Catatan sejarah menyebut ia pernah berunding dengan utusan Inggris, Sir James Lancaster, serta menjalin diplomasi dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Berkat kepiawaiannya, Aceh disegani oleh kekuatan asing.

Malahayati adalah sosok yang luar biasa untuk dijadikan referensi perempuan saat ini. Berikut ini fakta menarik tentang Malahayati yang menjadikan dirinya prempuan yang spesial:

Baca Juga: Berikut Cara Penggunaan Gadget bagi Muslimah

  • Laksamana Perempuan Pertama di Dunia

Malahayati tercatat sebagai perempuan pertama yang menyandang pangkat laksamana. Dengan ilmu militer dari Ma’had Baitul Maqdis, ia piawai menyusun strategi, membentuk pasukan khusus, hingga mengatur logistik perang.

  • Memimpin Armada “Inong Balee”

Ia memimpin pasukan beranggotakan sekitar 2.000 janda pejuang serta ratusan kapal dagang. Inong Balee menjadi simbol keberanian perempuan yang berjuang setara dengan laki-laki.

  • Mengalahkan Pasukan Belanda

Dalam pertempuran laut, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houtman dan menyandera tentara Belanda. Prestasi ini mengguncang dominasi kolonial Eropa di Nusantara.

  • Diplomat Ulung

Selain perang, ia lihai berdiplomasi. Pertemuannya dengan Sir James Lancaster menunjukkan kebijaksanaan politik Aceh. Diplomasi ini menjaga kepentingan negeri sekaligus mengokohkan posisinya di mata dunia.

Baca Juga: Muslimah Sebagai Penggerak Pembebasan Baitul Maqdis

  • Teladan Perempuan Muslimah Pejuang

Malahayati menunjukkan bahwa perempuan Muslim bukan hanya bisa berperan di ranah domestik, tetapi juga memimpin, berstrategi, dan berperang. Kehilangan suami tidak membuatnya lemah, justru menjadi pemantik untuk membangun kekuatan bersama pasukannya.

  • Simbol Keberanian & Kepemimpinan

Kepemimpinan dan keberaniannya menjadikannya teladan lintas generasi. Namanya kini diabadikan sebagai salah satu pahlawan perempuan yang jasanya diakui dalam sejarah Indonesia.

Meneladani Malahayati bukan berarti meniru persis perjuangannya di medan perang. Perjuangan perempuan di masa kini berbeda, tetapi semangatnya tetap relevan. Ada banyak cara bagi perempuan, khususnya muslimah, untuk mengisi kemerdekaan:

  • Di Bidang Pendidikan

Malahayati adalah produk pendidikan yang unggul. Perempuan masa kini dapat meneladaninya dengan menjadi pendidik yang menanamkan nilai kepemimpinan, keberanian dan cinta tanah air kepada generasi muda. Pendidikan adalah benteng pertama dalam menjaga kemerdekaan.

Baca Juga: Muslimah Modis Tapi Minus Muru’ah: Hijab Bukan Sekadar Fashion

  • Di Bidang Ekonomi

Pasukan Inong Balee dibiayai oleh sistem ekonomi yang kuat. Di era sekarang, muslimah bisa berkontribusi melalui kewirausahaan berbasis nilai Islam, yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga keberkahan. Kemandirian ekonomi adalah bagian penting dari kedaulatan bangsa.

  • Di Bidang Teknologi

Jika Malahayati menguasai lautan, muslimah masa kini harus menguasai “lautan informasi” di dunia maya. Literasi digital, keamanan siber, dan produksi konten positif adalah medan juang baru untuk menjaga moral dan identitas bangsa.

  • Di Ranah Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil bangsa. Perempuan berperan sebagai penjaga nilai, pendidik pertama, sekaligus teladan dalam rumah tangga.

Laksamana Keumalahayati mengajarkan bahwa medan perjuangan perempuan tidak terbatas pada ruang domestik atau dikenal dengan dapur, sumur, dan kasur. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa berkarya, menjadi panglima perang, pemimpin armada, dan negosiator ulung. Semangatnya lintas zaman: dari mempertahankan Aceh pada abad ke-16, hingga menginspirasi muslimah Indonesia abad ke-21.

Baca Juga: Hijrahmu Viral, Tapi Auratmu Masih Mengundang Dosa

Jika dulu Malahayati berlayar di samudera untuk menjaga kedaulatan negeri, muslimah masa kini bisa “berlayar” di samudera teknologi dan informasi untuk menjaga kedaulatan moral, budaya, dan pemikiran bangsa.

Kemerdekaan adalah amanah. Meneladani Malahayati berarti siap berjuang dengan keberanian, kecerdasan, dan keimanan di medan apa pun. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Meneladani Khadijah bagi Muslimah Masa Kini

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Sosok
Kolom
Indonesia