Jakarta, MINA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) membahas pentingnya konten produktif di media sosial dalam forum diskusi Pra Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) Ke-7 dengan tema “Media dan Pers” di Gedung MUI Pusat, Jakarta.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH. Masduki Baidlowi dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa mengisi dunia digital atau media sosial (medsos) dengan konten produktif ini penting sehingga memicu literasi di tengah masyarakat, demikian keterangan tertulis yang diterima MINA, Rabu (22/1).
“Dalam konteks literasi medsos, negara Indonesia masih sangat rendah, belum banyak orang yang paham secara mendalam media sosial dan media digital, sehingga hanya menjadi objek (konsumen) media sosial saja,” ujarnya.
Sedangkan Pendiri Media Kernels Indonesia (Drone Emprit), Ismail Fahmi mengatakan, narasi atau perbincangan yang hadir di media sosial Indonesia, khususnya twitter saat ini mencerminkan kondisi yang kurang sehat.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
“Sekalipun tema ekonomi masih menjadi pembahasan paling menonjol, namun pembahasan mengenai khilafah dan radikalisme berada di posisi ke dua dan ke tiga sebelum disusul tema pendidikan. Ini mengindikasikan bahwa perbincangan umat tidak terlalu produktif,” ujar Fahmi.
Fahmi mengatakan, pPerdebatan mengenai radikalisme dan khilafah tidak produktif khususnya bagi umat Islam. Menurutnya, umat sebaiknya tidak merespon tema itu dan membuat tema-tema sendiri yang lebih produktif sehingga konten di sosial media lebih kaya dan mencerahkan umat.
Pendiri Alvara Research Center, Hasanuddin Ali menambahkan, agenda mengarusutamakan narasi lain yang lebih produktif di sosial media ini sangat penting.
Menurutnya, Muslim di masa mendatang akan didominasi kalangan usia produktif. Maka, kata dia, memunculkan lingkungan media sosial yang produktif juga sangat penting karena millenial atau generasi setelahnya terkenal sangat bergantung pada dunia digital. (R/R7/P1)
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Mi’raj News Agency (MINA)