Bekasi, MINA – Kloter JKS-61 dari Embarkasi Jakarta-Bekasi resmi menjadi kloter terakhir yang diberangkatkan ke Tanah Suci, menandai tuntasnya seluruh proses pemberangkatan jamaah haji Indonesia tahun ini.
Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah jemaah terbanyak, yaitu 38.713 orang, yang diberangkatkan melalui dua embarkasi, yakni Jakarta-Bekasi dan Kertajati.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Jawa Barat, Azam Mustazam, menyatakan rasa syukurnya atas kelancaran proses pemberangkatan jemaah haji.
“Alhamdulillah, pemberangkatan jamaah haji Indonesia tahun ini telah selesai. Kloter terakhir ini menjadi simbol berakhirnya fase teknis pemberangkatan dan awal fase ibadah di Tanah Suci. Semoga semua jemaah diberikan kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan ibadah, khususnya wukuf di Arafah,” ujarnya saat melepas keberangkatan kloter JKS-61 di Asrama Haji Bekasi, Sabtu (31/5).
Baca Juga: Bupati Pati Batalkan Kenaikan PBB-P2 250 Persen Usai Dapat Penolakan Warga
Kloter JKS-61, yang terdiri dari 136 jemaah bersama dua petugas, diberangkatkan dari Asrama Haji Bekasi pukul 15.00 WIB menuju Bandara Soekarno-Hatta. Mereka dijadwalkan terbang ke Jeddah pukul 21.05 WIB.
Data Siskohat mencatat jumlah total jemaah haji asal Jawa Barat mencapai 38.713 orang, dengan rincian 26.196 jemaah dari Embarkasi Jakarta-Bekasi (61 kloter) dan 12.266 jemaah dari Embarkasi Kertajati (28 kloter).
Proses pemberangkatan berlangsung sejak 1 Mei hingga 31 Mei 2025, dengan sebagian besar jemaah kini telah berada di Kota Makkah.
Mereka sedang mempersiapkan diri untuk fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), yang akan dimulai pada 4 Juni mendatang.
Baca Juga: Polisi Ungkap 43 Bayi Jadi Korban TPPO, 17 Dijual ke Singapura
Dengan selesainya tahap pemberangkatan ini, seluruh jemaah diharapkan dapat memanfaatkan waktu dengan baik untuk mempersiapkan fisik dan mental menghadapi puncak ibadah haji. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemprov Kepri Nyatakan Belum Terima Surat Resmi terkait Penggunaan Pulau Galang