Bangkok, 2 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Pemimpin junta sekaligus Perdana Menteri Thailand mengungkapkan keinginan pemerintah menjadikan Thailand Selatan yang berpenduduk Muslim, menjadi pusat kebudayaan Islam.
Namun pada Senin (20/4), Jenderal Jenderal Prayuth Chan-ocha menyayangkan, beberapa oknum lelaki bersenjata merusak kepercayaan itu dengan menyamar menjadi Muslimah menggunakan hijab atau jilbab.
“Kami ingin membuat Thailand Selatan sebagai pusat budaya Islam dan membiarkan orang (Muslim) di sana mengungkapkan secara terbuka identitas mereka,” kata Jenderal Chan-ocha di Bangkok, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
“Tapi pada saat yang sama, ada kasus di mana laki-laki menyamar sebagai perempuan, menggunakan jilbab yang menyebabkan masalah keamanan dan jatuhnya korban,” katanya. “Jadi, Anda harus mengerti.”
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Menurut media lokal, Selasa (21/4), Perdana Menteri menyatakan keprihatinannya tentang penyalagunaan pemakaian jilbab oleh pemberontak di Selatan. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina