Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenderal Purnawirawan: Bukan Hamas yang Runtuh, melainkan Israel

Rudi Hendrik Editor : Bahron Ansori - Senin, 9 September 2024 - 15:40 WIB

Senin, 9 September 2024 - 15:40 WIB

31 Views

Pasukan Israel mengevakuasi tentaranya yang tewas di perang Gaza (Foto: File/Qudss)

Tel Aviv, MINA – Purnawirawan Israel berpangkat Brigadir Jenderal bernama Yitzhak Brik, menulis artikel yang diterbitkan oleh Haaretz berjudul “Bukan Hamas yang Runtuh, melainkan Israel”.

Dilansir dari Al Mayadeen, Senin (9/9), dalam artikelnya, Brik memberikan penilaian kritis terhadap pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, Palestina.

Dia menggarisbawahi kerugian yang signifikan dan terus meningkat bagi Israel, dengan menyatakan bahwa perang tersebut memberikan dampak yang jauh lebih besar pada Israel sendiri daripada pada Hamas.

Dia menunjukkan perlunya memusatkan pasukan pendudukan di sektor lain, yaitu di utara untuk menghadapi Hezbollah Lebanon dan Tepi Barat, Palestina karena eskalasi sedang berlangsung.

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Menurutnya, langkah itu akan mengharuskan pasukan pendudukan untuk mundur dari Gaza karena, “Tidak ada cukup pasukan untuk bertempur di beberapa front pada saat yang sama.”

“Dengan kata lain, akan tiba saatnya IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tidak akan dapat lagi tinggal di Jalur Gaza karena Hamas akan menguasainya sepenuhnya, baik di kota terowongan bawah tanah yang membentang ratusan kilometer maupun di atas tanah,” jelas Brik.

Sepanjang periode perang di Gaza, tujuan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mencabut perlawanan Palestina dari Jalur Gaza terbukti sulit dicapai. Salah satu faktor penting mengapa perlawanan mampu memimpin dan mengendalikan operasi, bahkan di wilayah yang paling terdampak oleh agresi Israel, adalah penggunaan terowongan bawah tanah yang luar biasa oleh para pejuang dan komandan perlawanan Palestina.

Meskipun telah meluncurkan ratusan bom penghancur bunker, membanjiri jaringan terowongan dengan air laut, dan metode lainnya, rezim Israel hanya menemukan sedikit atau tidak ada keberhasilan dalam menonaktifkan infrastruktur strategis tersebut.

Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant

Sebelumnya, mantan sandera Israel yang telah dibebaskan oleh Hamas, Adina Moshe (72) mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan militer Israel tidak memiliki pengetahuan nyata tentang infrastruktur Terowongan Perlawanan.

Terowongan di Jalur Gaza adalah, “Labirin bawah tanah yang luas yang membentang di seluruh area.” Dia juga mengatakan bahwa operasi militer saja tidak akan membantu menyelamatkan tawanan yang tersisa.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian

Rekomendasi untuk Anda