Khartoum, MINA – Menteri Pertahanan Sudan, Jenderal Awad Ibn Ouf mengatakan pada hari Kamis (11/4), Presiden Omar al-Bashir dibawa ke “tempat yang aman” setelah “penggulingan rezim.”
Ibn Ouf juga mengumumkan pembentukan pemerintahan transisi yang dipimpin militer, yang akan memerintah selama dua tahun. Al Jazeera melaporkan.
“Angkatan Bersenjata akan mengambil alih kekuasaan dengan perwakilan rakyat untuk membuka jalan bagi rakyat Sudan untuk hidup bermartabat,” ujarnya.
Semua lembaga pemerintah Sudan, termasuk majelis nasional dan dewan menteri nasional, telah dibubarkan, Ibn Ouf menambahkan, Sudan akan segera mempersiapkan pemilihan yang “bebas dan adil”.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Pengumuman Ibn Ouf datang dengan latar belakang enam hari berturut-turut protes antipemerintah di luar markas tentara Sudan di ibu kota, Khartoum.
Demonstran telah melakukan aksi massa di luar kompleks untuk menyerukan pasukan agar mendukung upaya mereka untuk memaksa Bashir dengan damai dilepas dari kekuasaan.
Namun, Asosiasi Profesional Sudan (SPA), yang menjadi ujung tombak protes, menolak langkah Ibn Auf sebagai “kudeta militer”, dan bersumpah untuk mengadakan demonstrasi lebih lanjut.
Para kritikus menuduh pria berusia 75 tahun itu salah mengelola ekonomi Sudan, mengakibatkan tingginya harga pangan, kekurangan bahan bakar, dan kekurangan uang yang meluas.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Perwakilan dari gerakan perlawanan Girifna, yang telah membantu mengorganisir protes anti-pemerintah, mengatakan akan terus berdemonstrasi menentang pemerintah sampai tuntutannya dipenuhi.
Kejatuhan Bashir menyusul penggulingan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika bulan ini, juga menyusul protes massa setelah tiga dekade berkuasa. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa