Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenin Membara Bak Gaza, Bagaimana Respon Dunia?

Widi Kusnadi Editor : Bahron Ans. - 16 detik yang lalu

16 detik yang lalu

0 Views

Tentara Zionis Israel menggempur Jenin seperti halnya Gaza (foto: IG)

JENIN, sebuah kota kecil di utara Tepi Barat sering disebut sebagai simbol perlawanan Palestina, kini kembali menjadi sorotan dunia setelah operasi militer besar-besaran dilancarkan oleh Zionis Israel. Jenin beberapa hari terakhir membara seperti Gaza. Lantas bagaimana respon dunia?

Serangan brutal pasukan Zionis Israel ke Jenin mengingatkan pada intensitas konflik di Gaza dan menciptakan tragedi kemanusiaan yang mengundang kecaman luas. Jenin kini menjadi pusat pergolakan dengan dampak yang sangat luas, baik secara politik maupun sosial, di tingkat regional dan internasional.

Operasi militer Zionis Israel di Jenin dimulai pekan lalu berdalih menangkap kelompok yang mereka sebut sebagai militan yang mengancam keamanan. Namun, tindakan iyu justru berujung pada kehancuran besar-besaran.

Pada pekan keempat Januari 2025 ini, serangan Zionis menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina di Jenin, termasuk seorang anak perempuan berusia dua tahun, Laila Al Khatib, yang tertembak di kepala.

Baca Juga: Kumandang Surah Al-Isra’ dari Jakarta untuk Palestina

Sementara jumlah korban luka-luka mencapai puluhan, dengan banyak di antaranya mengalami cedera serius akibat tembakan dan ledakan dari tentara penjajah itu.

Selain korban jiwa, serangan ini menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Kendaraan lapis baja dan buldoser Israel menghancurkan jalan-jalan, bangunan, serta fasilitas umum di kamp pengungsian Jenin, salah satu kamp tertua dan terbesar di Tepi Barat.

Listrik dan air terputus di beberapa daerah. Hal itu jelas membuat ribuan orang tanpa akses kebutuhan dasar, yakni air, listrik dan terbatasnya makanan. Serangan tentara penjajah memicu kepanikan massal di antara warga sipil, yang banyak di antaranya kehilangan tempat tinggal.

Serangan ini menyerupai intensitas konflik di Gaza, di mana penggunaan kekuatan militer yang tidak proporsional sering kali berujung pada penderitaan warga sipil. Organisasi kemanusiaan internasional menggambarkan situasi di Jenin sebagai “krisis kemanusiaan akut” yang membutuhkan perhatian mendesak dari dunia internasional.

Baca Juga: Tak Ada Tempat Bersembunyi: Kisah Penyandang Disabilitas Gaza di Tengah Genosida

Perlawanan Warga Jenin

Jenin telah lama dikenal sebagai pusat perlawanan Palestina di Tepi Barat. Warga kota ini memiliki sejarah panjang melawan pendudukan Israel, terutama selama Intifada pertama dan kedua.

Dalam konflik terkini, warga Jenin menunjukkan perlawanan yang kuat meskipun menghadapi tekanan besar dari militer Israel. Kelompok militan lokal, termasuk Brigade Jenin, memimpin serangan balik terhadap pasukan Israel menggunakan senjata ringan dan bom rakitan.

Namun, perlawanan tidak hanya datang dari kelompok bersenjata. Warga sipil juga menunjukkan solidaritas mereka melalui aksi protes, mogok kerja, dan upaya mendokumentasikan kekerasan yang terjadi.

Baca Juga: Pesona Kota Lama, Harmoni antara Agama dan Budaya

Mereka menggunakan media sosial untuk menyampaikan cerita dan gambar dari lapangan, menarik perhatian internasional terhadap penderitaan mereka.

Meskipun demikian, kemampuan warga Jenin untuk melawan secara efektif sangat terbatas dibandingkan dengan kekuatan militer Israel. Banyak yang menganggap bahwa perlawanan ini lebih merupakan simbol semangat perjuangan daripada upaya untuk benar-benar mengalahkan tentara pendudukan.

Kebrutalan Tentara Israel

Operasi militer di Jenin sekali lagi menyoroti kebrutalan yang sering kali menyertai tindakan Israel di wilayah Palestina. Penggunaan kekuatan yang berlebihan, termasuk serangan udara, penembakan langsung ke arah warga sipil, dan penghancuran properti, menjadi ciri khas dari tindakan militer Israel di Jenin.

Baca Juga: Melihat Mona Lisa Di Musée Du Louvre Paris

Sejumlah saksi mata melaporkan bagaimana tentara Israel menembaki rumah-rumah warga tanpa pandang bulu. Seorang warga, yang kehilangan rumahnya dalam serangan itu, menggambarkan situasi tersebut sebagai “neraka di bumi”.

Organisasi HAM seperti Amnesty International dan Human Rights Watch menyebut tindakan ini sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional dan mendesak adanya penyelidikan independen.

Penggunaan buldoser untuk menghancurkan infrastruktur sipil juga menjadi sorotan. Tindakan ini tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga memutus akses ke layanan penting seperti kesehatan dan pendidikan.

Dalam banyak kasus, warga tidak diberi peringatan sebelum rumah mereka dihancurkan, yang membuat mereka kehilangan segalanya dalam sekejap.

Baca Juga: Potret Ademnya Masjid Tuo Al-Khairiyah di Tapaktuan

Respon Dunia

Tragedi di Jenin memicu gelombang reaksi dari berbagai tokoh dunia dan organisasi internasional. Pemerintah Indonesia, misalnya, mengutuk keras operasi militer Israel dan menyebutnya sebagai “tindakan brutal yang melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan”.

Menteri Luar Negeri Indonesia menyerukan agar komunitas internasional bersatu untuk menekan Israel agar menghentikan agresi dan mematuhi resolusi-resolusi PBB.

Di Eropa, beberapa negara seperti Norwegia dan Irlandia menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Jenin. Mereka menuntut Israel untuk menghentikan tindakan yang mereka anggap sebagai “hukuman kolektif” terhadap warga Palestina.

Baca Juga: Ketangguhan Pejuang Palestina dan Pesimisme Tentara Israel dalam Krisis Gaza

Namun, beberapa negara besar, termasuk Amerika Serikat, cenderung lebih memilih tidak mengkritik Israel, dengan alasan bahwa tindakan militer tersebut merupakan bagian dari “hak membela diri”.

Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa juga menyatakan keprihatinan. Utusan PBB untuk Timur Tengah menggambarkan situasi di Jenin sebagai “eskalasi yang berbahaya” dan menyerukan agar semua pihak menahan diri.

Kelompok-kelompok HAM global, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, mengutuk keras tindakan Israel dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang”. Mereka mendesak adanya penyelidikan internasional yang independen untuk mengungkap pelanggaran hukum internasional yang terjadi di Jenin.

Selain itu, mereka juga menyerukan kepada negara-negara di dunia untuk memberikan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Israel guna menghentikan agresi tersebut.

Baca Juga: Kematian Kareem Badawi dalam Serangan New Orleans Hancurkan Hati Keluarga

Tragedi di Jenin sekali lagi menunjukkan betapa rapuhnya situasi di Tepi Barat dan bagaimana kekerasan dapat meledak kapan saja.

Jenin, seperti Gaza, telah menjadi simbol penderitaan rakyat Palestina sekaligus bukti nyata dari kegagalan diplomasi internasional untuk menyelesaikan konflik ini secara adil dan berkelanjutan.

Dunia menghadapi tantangan besar dalam merespons tragedi ini. Di satu sisi, diperlukan tekanan kuat terhadap Israel untuk menghentikan operasi militernya dan mematuhi hukum internasional.

Di sisi lain, diperlukan dukungan nyata bagi rakyat Palestina untuk membangun kehidupan yang layak di bawah kondisi pendudukan yang berat.

Baca Juga: Perjuangan Heroik Dr. Hussam Abu Safiya di Rumah Sakit Terakhir yang Masih Beroperasi di Gaza

Tragedi Jenin seharusnya menjadi pengingat bagi dunia bahwa konflik Israel-Palestina bukan sekadar masalah lokal, tetapi juga persoalan kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan tindakan kolektif.

Tanpa langkah nyata, penderitaan seperti yang terjadi di Jenin akan terus berulang, membawa dampak yang menghancurkan bagi generasi mendatang.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pengungsi Gaza Sambut Tahun Baru 2025 di Tengah Tenda yang Banjir

Rekomendasi untuk Anda