Jakarta, MINA – Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Tamura Masami mendorong program pertukaran masyarakat Indonesia dan Jepang terus dijalankan agar terjalin hubungan yang semakin erat antara kedua negara.
Dia menjelaskan, Pemerintah Jepang telah menyelenggarakan Program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang sejak 2004 dengan tujuan untuk memperdalam saling pengertian antara masyarakat Jepang dan masyarakat Muslim di Indonesia.
“Program ini bertujuan untuk berbagi pengalaman yang telah diperoleh para peserta program selama berada di Jepang,” kata Tamura saat menyambut sembilan pemimpin pondok pesantren yang mengikuti program kunjungan ke Jepang di Jakarta, Rabu (1/2) malam.
Dia mengungkapkan, Pemerintah Jepang telah menjalankan program kunjungan ini selama 19 tahun. Namun, tiga tahun terakhir sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina
Sembilan pemimpin pesantren dan seorang pendamping dari UIN-PPIM dipilih ke Jepang tahun ini. Mereka berkunjung pada 24 Januari hingga 1 Februari.
Selama di Jepang, rombongan mengunjungi Tokyo, Hiroshima dan wilayah Kansai guna melakukan berbagai kegiatan, di antaranya peninjauan ke sekolah-sekolah dan kebun pertanian, program homestay, dialog antar agama, dan sebagainya.
Para peserta program kunjungan kembali ke Jakarta dan tiba pada Rabu sore, 1 Februari 2023.
Rektor Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) Komarudin Hidayat yang hadir dalam acara tersebut mengatakan terdapat sejumlah hal menarik yang diterapkan masyarakat Jepang. Salah satunya menjaga tradisi dan mengembangkan sains.
Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda
“Kita perlu belajar dari Jepang, selain kebersihan dan displinnya saja. Jadi, negaranya secara politik stabil, sainsnya berkembang, dan tradisinya bertahan,” pungkas Komarudin.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an