Tokyo, 15 Rabi’ul Akhir 1437/25 Januari 2016 (MINA) – Selama krisis pengungsi terbesar di dunia yang terjadi pada tahun lalu, Jepang hanya menerima 27 pengungsi dan menolak hampir semua permintaan menerima pengungsi.
Kelompok hak asasi mendesak pemerintah untuk menerima lebih banyak pengungsi di Jepang. Tercatat, Jepang menolak lebih dari 99 persen permintaan.
Negara ini telah lama gelisah terhadap masuknya pengungsi ke dalam masyarakat yang homogen dan karena memang negara ini cenderung membatasi jumlah penduduk. Demikian laporan dari World Bulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (25/1).
Dari ribuan pengungsi, lima orang Suriah diajukan ke Jepang, tapi hanya tiga orang yang diterima. Ini sangat jauh dari arus besar Suriah ke Eropa dan Timur Tengah.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Pengungsi yang diterima di negara tersebut, antara lain enam dari Afghanistan, tiga Ethiopia dan tiga Sri Lanka.
Namun demikian, Kementerian Keadilan mengatakan, jumlah pengungsi yang diterima pada 2015 mengalami peningkatan dari 2014 yang hanya menerima 11 pengungsi dan enam pengungsi pada 2013.
Asosiasi Jepang untuk Pengungsi mengatakan, “Kami berharap Jepang akan mengadakan diskusi dengan UNHCR dan LSM, serta cepat mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengesahkan pengungsi sesuai dengan standar internasional.”
Aktivis hak asasi manusia, pengacara dan masyarakat migran di Jepang telah mengeluh selama bertahun-tahun tentang perlakuan kasar oleh petugas imigrasi dan kondisi di pusat-pusat penahanan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Badan pengungsi PBB mengatakan, Jepang adalah rumah bagi 2.419 pengungsi, jauh perbandingannya dengan Amerika Serikat yang menerima 267.222 dan Turki, yang memiliki 1,8 juta pengungsi. (T/P006/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina