Tokyo, 19 Syawal 1436/4 Agustus 2015 (MINA) – Pemerintah Jepang menyatakan terkejut atas serangan pembakaran yang dilakukan sekelompok ekstrimis Yahudi terhadap dua rumah di Distrik Duma, selatan Nablus, utara Tepi Barat, pada Jumat (31/7) lalu yang menewaskan seorang bayi berusia 18 bulan dan melukai kedua orang tua serta kakaknya.
Menteri Luar Negeri Jepang, Yasuhisa Kawamura menegaskan pihaknya mengutuk keras ‘serangan teroris’, dan meminta pemerintah Israel untuk melakukan penyelidikan mendesak dan transparan dan mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari terulangnya tragedi seperti itu, demikian Kantor Berita Palestina Wafa dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
“Kami menyerukan pihak-pihak terkait untuk menahan diri, memastikan bahwa insiden itu tidak akan menyebabkan eskalasi kekerasan berlanjut, dan juga menyerukan kedua belah pihak untuk bertindak positif mewujudkan perdamaian,” kata Kawamura dalam sebuah pernyataan pers, Senin (3/8) kemarin.
“Kami ikut belasungkawa kepada keluarga korban dan berdoa untuk kesembuhan mereka yang terluka,” imbuhnya.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Pembakaran yang berlangsung pada 31 Juli, bukan pertama kali dilakukan ekstrimis Yahudi, berbagai pihak secara tegas mengutuk insiden itu dan menyebutnya sebagai aksi teroris, termasuk Amerika Serikat dan otoritas Pendudukan Israel sendiri.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk membawa para pelaku ke pengadilan. Namun, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mempertanyakan komitmen Otoritas Pendudukan Israel untuk mengakhiri kekerasan.
“Israel akan mampu menghentikan kekerasan pemukim jika mereka benar-benar ingin melakukannya,” kata Abbas.
“Apa yang terjadi di Duma akan ditambahkan ke daftar catatan kejahatan yang dilakukan para pemukim ilegal dan otoritas Israel, karena mendorong tindakan kriminal,” tambahnya. (T/P011/R05)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)