Ankara, MINA – Jepang mengoperasikan misi medis luar negeri terbesarnya di wilayah Turki yang telah dilanda gempa besar, kata seorang pejabat senior negara itu.
“Ini adalah pertama kalinya pemerintah Jepang mendirikan rumah sakit Tipe-II yang antara lain dapat melakukan operasi bedah, dan dapat menerima pasien untuk menginap,” kata Takeshi Ishihara, Pemimpin sekitar 70 staf medis dan paramedis Jepang, Anadolu melaporkan, Jumat (24/2).
Kamp lapangan medis Jepang mulai beroperasi pekan lalu di distrik Oguzeli di provinsi Gaziantep, Turkiye, salah satu dari 11 provinsi selatan dan tenggara yang dilanda gempa pada 6 Februari lalu, menyebabkan kerusakan luas dan mengakibatkan kematian lebih dari 43.500 orang, menurut angka resmi.
Ishihara, seorang pejabat dari Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan, tim medis Jepang tiba dalam dua kelompok masing-masing pada 13 dan 15 Februari ketika memulai operasinya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Tim yang hampir separuhnya adalah perempuan ini terdiri dari dokter, perawat, paramedis, dan staf logistik.
“Tim kami membawa persediaan medis, obat-obatan, dan dapat melakukan pemindaian sinar-X,” kata Ishihara, seraya menambahkan bahwa rumah sakit lapangan itu swasembada dan didirikan di dalam tenda.
Setelah gempa kuat mengguncang Turkiye, Jepang segera mengirimkan tim SAR selain bantuan darurat untuk membantu operasi pasca gempa.
“Jepang akan memberikan bantuan darurat dalam skala $8,5 juta dan tambahan penyediaan barang bantuan darurat untuk Türkiye,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pekan lalu.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Sebanyak 28 negara mendirikan 31 rumah sakit lapangan di Turkiye selatan setelah gempa kuat mengguncang wilayah itu awal bulan ini, menurut Kementerian Luar Negeri Turki. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu