Tokyo, 13 Sya’ban 1434/22 Juni 2013 (MINA) – Jepang melakukan perluasan produk makanan halal dengan memperbanyak membangun restoran halal di kawasan negara itu.
Langkah tersebut dilakukan karena adanya permintaan yang cukup tinggi dari penduduk dan turis muslim di Jepang mengenai perluasan pembangunan restoran halal di kawasan negara itu sebagai upaya berkembangnya makanan halal.
“Saat ini, makanan halal di Jepang baru tersebar di 23 restoran di Tokyo, tapi kami ingin memperluas area tersebut,” kata seorang anggota staf Deli Halal kepada OnIslam dipantau Mi’raj News Agency (MINA), Sabtu (22/6).
Halal Deli adalah sebuah restoran di Tokyo yang dibuka baru-baru ini untuk memenuhi peningkatan permintaan makanan halal dari turis negara-negara tetangga yang mayoritas penduduknya muslim seperti Indonesia dan negara lainnya.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Restoran halal menyediakan makanan khas Malaysia, Turki, dan Indonesia. Pelanggan yang sering mengunjungi restoran halal adalah karyawan muslim yang bekerja di perusahaan-perusahaan daerah sekitar, pengunjung, dan wisatawan muslim.
Konsep halal, yang berarti ‘diizinkan’ dalam bahasa Arab. Secara tradisional konsep itu diterapkan dalam makanan. Menurut syariah, umat Islam harus memakan daging ternak yang dipotong dengan pisau tajam dari lehernya dan dengan menyebut nama Allah.
Seorang muslim diharamkan memakan daging babi dan melarang meminum alkohol. Sementara itu, halal juga diterapkan dalam kosmetik, pakaian, dan obat-obatan.
Islam mulai berkembang di Jepang pada 1920 melalui imigrasi ratusan muslim Turki dari Rusia pasca revolusi Rusia. Pada 1930 jumlah muslim di Jepang mencapai sekitar 1000 orang.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Gelombang imigran lainnya mendorong jumlah penduduk muslim di Jepang mencapai puncak pada 1980-an, bersama dengan pekerja migran dari Iran, Pakistan, dan Bangladesh.
Jepang merupakan rumah bagi komunitas muslim yang berkembang dari sekitar 120.000 orang di antara hampir 127 juta penduduk Jepang menjadikan negara Sakura itu berada di urutan kesepuluh negara terpadat di dunia. (/TP013/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan