Tokyo, MINA – Pemerintah Jepang sedang bersiap melanjutkan impor minyak dari Iran setelah perusahaan minyak Jepang menghentikan impor pada Oktober lalu menjelang Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sanksi kedua yang mulai berlaku pada Senin 5 November.
Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Hiroshige Seko mengatakan kepada wartawan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang akan bersiap untuk memulai kembali impor minyak mentah Iran, tulis harian Mainichi.
Harian itu melaporkan, bahwa Seko mengungkapkan Jepang bernegosiasi dengan Pemerintah AS guna mendapatkan perpanjangan batas waktu keringanan 180 hari dan AS sudah memberi persetujuan. Demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA. Rabu (7/11).
Mainichi juga mengutip perwakilan JXTG Holdings Inc., perusahaan minyak terbesar Jepang, yang mengatakan perusahaannya sedang mempertimbangkan untuk memulai kembali impor minyak Iran untuk mendiversifikasi sumber pasokannya dan mencari harga yang kompetitif.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Tahap kedua sanksi AS yang diperbarui kepada Iran, negara eksportir terbesar ketiga Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) ini, resmi berlaku pada Senin 5 Nopember, menargetkan sektor energi, perkapalan, pelayaran, dan perbankan Iran.
Pemerintah AS memberikan China, Yunani, India, Turki, Italia, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan keringanan selama 180 hari untuk tetap mengimpor minyak dari Iran, guna menghapus kekhawatiran tentang persediaan minyak di pasar global setelah sanksi-sanksi AS tersebut mulai berlaku.
Sebelum AS mengumumkan sanksi terhadap Iran, Jepang pada September menurunkan impor Iran menjadi 140 ribu barel per hari dari 183 ribu barel per hari yang diimpor pada Juni.
Pada Oktober, Jepang sepenuhnya menangguhkan impor dari Iran. (T/R03/P1)
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait