Tokyo, 21 Shafar 1435/24 Desember 2013 (MINA) – Pemerintah Jepang berusaha meningkatkan layanan terhadap wisatawan yang datang dari negeri-negeri muslim.
Nikkei Asian Review pada Ahad (22/12) melaporkan beberapa peningkatan layanan itu seperti mempermudah pengurusan visa, restoran makanan halal, dan menyediakan ruang ibadah di bandara internasional.
Ken Fujita, Kepala Proyek Pusat Promosi Perdagangan, Investasi dan Pariwisata ASEAN di Tokyo mengatakan, bandara di Jepang secara bersungguh-sungguh membangun layanan kepada umat Islam.
“Semakin banyak muslim mengunjungi Jepang, maka perlu dibuka layanan informasi tentang Islam di bandara,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Menurut salah satu petugas bandara, peningkatan itu terutama menjelang pelaksanaan Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, Jepang.
“Mulai 1 Desember lalu, di Bandara Narita sudah disediakan ruang shalat di terminal satu dan terminal dua dan diberi tanda,” ujar petugas bandara.
Sebelumnya, ada muslim yang melakukan shalat di lantai terminal bandara begitu tiba di Narita karena mereka tidak mengetahui keberadaan ruang shalat tersebut, kata salah seorang pengurus Asosiasi Muslim Jepang.
Seorang pejabat humas di bandara Narita mengatakan, operator bandara diminta mempublikasikan keberadaan ruang ibadah bagi umat Islam itu dan memberikan layanan seramah mungkin.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Kami akan berusaha menjadikan bandara di sini nyaman bagi umat Islam dan pengunjung lainnya menjelang Olimpiade nanti,” tambah pejabat itu.
Bandara Kansai sudah menyediakan ruang shalat lebih dulu sejak 2006 dan menambah dua kamar pada musim semi berikutnya.
Di kawasan bandara di Osaka mulai musim panas ini membuka layanan makanan halal, dan melarang penyajian daging babi.
Sementara, bandara Haneda di Tokyo akan membangun ruang shalat Maret mendatang.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Jepang melonggarkan aturan penerbitan visa untuk pengunjung dari Indonesia, Malaysia, dan tiga negara Asia Tenggara lainnya. (T/R1/P02).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan