Amman, 7 Rabi’ul Akhir 1436/28 Januari 2015 (MINA) – Para pejabat Jepang pada Rabu pagi (28/1) melakukan pembicaraan rahasia di Yordania untuk mengamankan pembebasan wartawan Jepang dan pilot Yordania yang disandera kelompok ISIS.
Sebuah video pesan yang diposting online sehari sebelumnya menyebutkan, kedua sandera akan dibunuh dalam 24 jam, jika pemerintah Yordania tidak membebaskan tervonis mati pelaku bom teror 2005, Sajida Al-Shirawi, Yahoo News melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Rishawi (44) dijatuhi hukuman mati pada 2006 untuk tiga serangan bom di hotel ibukota Amman, Yordania, menewaskan 60 orang pada 9 November 2005 silam, Arab News melaporkan.
Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Yasuhide Nakayama berada di Amman untuk mengkoordinasikan upaya pembebasan dengan pemerintah Yordania, namun menolak mengomentari rincian pembicaraan Rabu pagi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ayah pilot, Safi Al-Kaseasbeh, membuat upaya terakhir kepada pemerintah Yordania “untuk memenuhi tuntutan” ISIS.
“Semua orang harus tahu, dari pimpinan rezim hingga orang baisa, keselamatan Mu’ath berarti stabilitas Yordania, dan kematian Mu’ath berarti kekacauan di Yordania,” katanya kepada Associated Press.
Sekitar 200 keluarga pilot berdemonstrasi di luar kantor Perdana Menteri di ibukota Amman, meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan mendesak untuk memenuhi tuntutan para penculik.
Seorang anggota parlemen Yordania mengatakan, negara itu dalam pembicaraan tidak langsung dengan militan untuk membebaskan para sandera.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Bassam Al-Manasseer, Ketua Komite Urusan Luar Negeri Yordania, mengatakan kepada Bloomberg News, negosiasi sedang berlangsung melalui tokoh agama dan suku di Irak. Dia menambahkan, pemerintah Yordania dan Jepang tidak akan bernegosiasi langsung dengan ISIS dan tidak akan membebaskan Rishawi dalam pertukaran untuk Kenji Goto saja.
Komentar Manaseer itu menunjukkan ada kemungkinan pihak berwenang di Yordania dan Jepang melakukan pertukaran tawanan, langkah yang akan melawan kebijakan sekutu utama kerajaan, Amerika Serikat, yang menentang negosiasi dengan para ekstremis. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata