Berlin, MINA – Jerman akan mengerahkan tiga personel militer untuk mendukung pemantauan gencatan senjata Gaza melalui pusat koordinasi yang dipimpin AS di Israel.
“Pemerintah Jerman mendukung rencana 20 poin dan proses perdamaian untuk Gaza dengan membantu menstabilkan gencatan senjata dan menerapkan langkah-langkah yang disepakati,” kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (18/10). Anadolu melaporkan.
Untuk tahap awal, Bundeswehr akan mengirimkan dua perwira staf dan seorang brigadir jenderal dari Komando Operasional pekan depan. Mereka akan bertugas berseragam tetapi tidak bersenjata di Pusat Koordinasi Militer Sipil (CMCC) di Israel selatan, tambah Kementerian tersebut.
Tanggung jawab CMCC yang dipimpin AS meliputi pemantauan gencatan senjata Gaza, pembersihan puing-puing perang, dan koordinasi bantuan kemanusiaan. Pusat ini juga akan mengawasi integrasi, pelatihan, dan dukungan logistik dari pasukan penjaga perdamaian multinasional yang direncanakan.
Baca Juga: Israel Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Perbatasan Lebanon
Pernyataan tersebut mencatat bahwa CMCC telah memulai operasi dengan sekitar 200 tentara Amerika dan dipimpin oleh seorang jenderal bintang tiga AS.
“Pengerahan pasukan ini tidak memerlukan izin dari parlemen Jerman, “karena tidak ada keterlibatan dalam operasi bersenjata yang diharapkan,” ujar Kementerian.
Pengumuman ini menyusul komitmen Kanselir Jerman Friedrich Merz sebelumnya untuk memberikan dukungan politik, finansial, dan teknis yang kuat bagi rencana gencatan senjata Gaza, namun tidak sampai mengirimkan personel ke Pasukan Stabilisasi Internasional yang direncanakan.
Kekuatan dunia dan aktor regional mendukung rencana gencatan senjata Gaza yang terdiri dari 20 poin dari Presiden AS Donald Trump dalam sebuah pertemuan puncak di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin lalu, dengan implementasi yang saat ini sedang berlangsung meskipun terdapat beberapa pelanggaran baru-baru ini oleh tentara Israel.
Pada tahap pertama rencana tersebut, Hamas membebaskan 20 tawanan Israel, sementara Israel membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina. Pasukan Israel telah mulai ditarik dari daerah padat penduduk, dan bantuan kemanusiaan telah mulai berdatangan di Jalur Gaza.
Tahap-tahap selanjutnya dari rencana tersebut meliputi demiliterisasi Hamas, pembentukan mekanisme pemerintahan teknokratis sementara, dan pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional untuk memastikan keamanan perbatasan.
Selama dua tahun terakhir, militer Israel telah melancarkan perang di Gaza, menewaskan hampir 68.000 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 170.000 orang, menurut otoritas kesehatan setempat. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mehdi Hasan Kritik Islamofobia dan Nyatakan Dukungan bagi Palestina di Aksi “No Kings”