Berlin, 23 Jumadil Awwal 1438/21 Februari 2017 (MINA) – Pihak berwenang di Jerman akan berhak mengakses ponsel dan komputer milik para pengungsi dan migran sebagai bagian dari pemeriksaan ID untuk memastikan keabsahan ID mereka karena selama ini cukup banyak ditemukan dokumen yang dipalsukan.
Pemerintah Jerman sedang merancang sebuah undang-undang yang tidak biasa untuk perlindungan data.
Menurut salinan draft RUU yang diajukan, pejabat di Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) nantinya bisa memindai ponsel, tablet dan laptop milik para pencari suaka.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Para pejabat BAMF mengatakan, banyak pelamar menyajikan dokumen palsu tentang identitas mereka untuk diberi suaka, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere memperingatkan bahwa sementara jumlah orang yang diberikan tempat yang aman dari Suriah dan zona perang lainnya telah meningkat tajam di Jerman.
“Itulah sebabnya kita perlu melakukan lebih banyak repatriasi dan deportasi,” kata Thomas de Maiziere kepada penyiar ARD Jerman.
Tahun lalu, Jerman memulangkan atau mengusir sekitar 80.000 pencari suaka yang ditolak, dari total lebih dari 200.000 yang telah gagal untuk mendapatkan status pengungsi resmi atau status suaka. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)