Berlin, MINA – Jerman dan Qatar menandatangani perjanjian kemitraan energi, di Berlin, Jumat (20/5), dengan fokus pada perdagangan hidrogen dan gas alam cair (LNG), seperti dilaporkan Al Jazeera.
“Isu ketahanan energi memegang peranan penting bagi kami. Jerman akan mengembangkan infrastrukturnya agar dapat mengimpor gas cair dengan kapal,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada wartawan pada konferensi pers bersama dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Jerman menyepakati kesepakatan pembelian gas dari Qatar mulai 2024 untuk mengurangi ketergantungan pada Rusia. Eropa saat ini sedang mencari pasokan alternatif di tengah perang Rusia-Ukraina.
Kesepakatan yang dicapai juga tentang pertemuan rutin antara pihak berwenang dari kedua negara dan menciptakan kelompok kerja yang berfokus pada pengembangan hubungan perdagangan LNG dan hidrogen, serta kelompok kerja yang ditujukan untuk energi terbarukan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Scholz mengatakan, Qatar merupakan salah satu pengekspor LNG terbesar di dunia, dan akan memainkan peran sentral dalam strategi Jerman untuk mendiversifikasi impor dari Rusia.
Rusia saat ini merupakan pemasok gas terbesar ke Jerman, dan Berlin telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk mengurangi ketergantungan energinya pada Moskow sejak melancarkan serangannya terhadap Ukraina pada akhir Februari lalu.
Pemimpin Qatar mengkonfirmasi, Doha berencana untuk mulai memasok LNG ke Jerman pada tahun 2024 dan menggambarkan Eropa sebagai pasar gas yang menarik.
Roudi Baroudi, CEO Qatar Energy and Environment Holding, sebuah konsultan, mengatakan Doha siap memenuhi permintaan LNG dari Jerman selain memasok pelanggan yang sudah ada.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Qatar pada tahun 2024 diprediksikan dapat memberikan 20-25 persen dari total konsumsi gas Jerman,” katanya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan