Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jerman Jajaki Pemulangan Pengungsi Suriah dalam Skala Besar

sri astuti Editor : Bahron Ans. - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

4 Views

Ilustrsi: pengungsi Suriah. (Foto: The Globe Post)

Berlin, MINA – Jerman dilaporkan tengah menjajaki opsi untuk pemulangan pengungsi Suriah dalam skala besar, di mana Menteri Dalam Negeri Federal Nancy Faeser terlibat dalam diskusi dengan pemimpin sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa.

Menurut informasi yang diperoleh BILD, pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan kunjungan diplomatik ke Damaskus untuk merundingkan persyaratan. Demikian dikutip dari Alamayadeen, Sabtu (15/3).

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengonfirmasi kepada BILD bahwa diskusi dengan pemerintah transisi Suriah sedang berlangsung, khususnya mengenai pemulangan warga Suriah yang saat ini tinggal di Jerman.

Namun, kementerian menolak mengomentari rencana perjalanan tertentu.

Baca Juga: AS Umumkan Tangkap Aktivis pro-Palestina Kedua dari Universitas Columbia

Kesepakatan potensial tersebut dapat membuat hampir 974.000 warga Suriah yang tinggal di Jerman kembali ke negara asal mereka. Angka pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 512.000 dari mereka menerima tunjangan negara, dengan total sekitar empat miliar euro ($4,37 miliar) per tahun,rata-rata 664 euro ($725) per penerima per bulan.

Sejak Desember, Kementerian Dalam Negeri, bekerja sama dengan Kantor Federal untuk Migrasi, telah mengkaji “cara-cara pragmatis” untuk memfasilitasi pemulangan sukarela.

Salah satu usulan termasuk mengizinkan warga Suriah untuk melakukan perjalanan kembali guna menilai kondisi di negara asal mereka tanpa langsung kehilangan status perlindungan mereka di Jerman.

Sementara itu, pejabat yang dekat dengan Bernd Krosser, Sekretaris Negara untuk Dalam Negeri yang bertanggung jawab atas migrasi, berpendapat bahwa perlindungan warga Suriah yang menganut Islam Sunni pada akhirnya dapat dicabut.

Baca Juga: Mengenal Muqabalah, Tradisi Membaca Al-Qur’an Selama Ramadhan di Italia

Mereka berpendapat di bawah kepemimpinan Suriah yang dipimpin Sunni, orang-orang ini tidak menghadapi ancaman penganiayaan.

Pembahasan tersebut juga menyentuh negosiasi geopolitik yang lebih luas. Sementara Suriah dilaporkan mencari bantuan pembangunan Jerman, Berlin menekankan perlunya pemilihan umum yang bebas sebagai bagian dari setiap kesepakatan potensial. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pertama Kali Buka Puasa Akbar di Stadion Memorial, Bristol Rovers, Inggris

Rekomendasi untuk Anda