Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JERMAN SERUKAN SEJARAWAN PASTIKAN FAKTA PERISTIWA 1915

Rudi Hendrik - Selasa, 14 April 2015 - 06:12 WIB

Selasa, 14 April 2015 - 06:12 WIB

418 Views

Juru Bicara Wakil Pemerintah Jerman Christiane Wirtz. (Foto: dok. Ajans34.com)
Juru Bicara Wakil Pemerintah <a href=

Jerman Christiane Wirtz. (Foto: dok. Ajans34.com)" width="300" height="179" /> Juru Bicara Wakil Pemerintah Jerman Christiane Wirtz. (Foto: dok. Ajans34.com)

Berlin, 25 Jumadil Akhir 1436/14 April 2015 (MINA) – Pemerintah Jerman menyerukan sejarawan untuk memastikan fakta-fakta seputar deportasi etnis Armenia selama Perang Dunia I.

Juru Bicara Wakil Pemerintah Christiane Wirtz mengatakan, Senin (13/4), Jerman tidak akan campur tangan dalam perdebatan peristiwa 1915 setelah Paus Pope Francis menyebut kematian etnis Armenia saat itu sebagai “genosida” yang dilakukan oleh Kekaisaran Ottoman Turki.

“Pemerintah federal Jerman tidak akan campur tangan. Ini adalah pertanyaan yang harus ditangani oleh sejarawan dan pakar,” kata Wirtz pada konferensi pers di Berlin, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.

Pemerintah Armenia mengklaim, 1,5 juta warganya sengaja dibunuh pada peristiwa 1915 itu.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Sementara pemerintah Ankara mengatakan, kematian itu bukan genosida, tetapi hasil dari deportasi dan perselisihan sipil.

“Saya tidak akan menempatkan diri sebagai wasit dan memutuskan mana penilaian sejarah yang benar,” kata Wirtz.

Peristiwa 1915 terjadi selama Perang Dunia I, ketika sebagian penduduk Armenia yang tinggal di Kekaisaran Ottoman berpihak pada Rusia dengan menyerang dan memberontak melawan kekaisaran.

Kekaisaran Ottoman memindahkan warga Armenia ke Anatolia timur menyusul terjadinya pemberontakan dan ada korban di pihak Armenia selama proses relokasi.

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Etnis Armenia telah menuntut permintaan maaf dan kompensasi, sementara Turki secara resmi telah membantah tuduhan Armenia atas insiden itu, meskipun banyak etnis Armenia tewas.

Namun, banyak orang Turki yang juga tewas dalam serangan kelompok-kelompok Armenia di Anatolia.

Pemerintah Turki telah berulang kali meminta sejarawan untuk mempelajari arsip Ottoman yang berkaitan dengan era itu untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi antara pemerintah Ottoman dan warga Armenia.

Pada 2014, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menyatakan belasungkawa untuk pertama kalinya bagi semua warga negara Ottoman yang kehilangan nyawa mereka dalam peristiwa 1915. (T/P001/R03)

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Dunia Islam
Internasional
Internasional
Internasional