Berlin, MINA – Pemerintah Jerman memutuskan untuk menangguhkan ekspor senjata yang dapat digunakan di Jalur Gaza sebagai respons atas rencana Israel mencaplok Kota Gaza. Keputusan ini diumumkan langsung oleh Kanselir Jerman Friedrich Merz, Jumat (8/8), seperti dilaporkan MEMO.
“Dalam keadaan seperti ini, pemerintah Jerman tidak akan mengizinkan ekspor peralatan militer apa pun yang dapat digunakan di Jalur Gaza sampai pemberitahuan lebih lanjut,” kata Merz.
Merz menilai, semakin sulit memahami bagaimana rencana militer terbaru Israel akan membantu mencapai tujuan yang diklaim sah, seperti pembebasan sandera atau pelucutan senjata pejuang Palestina.
Langkah Jerman ini bukan embargo senjata penuh. Ekspor untuk sistem yang tidak terkait langsung dengan kampanye militer di Gaza, seperti pertahanan rudal atau peralatan angkatan laut, masih dimungkinkan. Namun, Merz mengkritik keras konsekuensi kemanusiaan dari serangan Israel dan mendesak pemerintah Zionis untuk membuka akses penuh pengiriman bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil, termasuk yang dilakukan PBB dan lembaga non-pemerintah.
Baca Juga: Belgia Panggil Dubes Israel Terkait Rencana Pendudukan Gaza
“Pemerintah Israel memikul tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya untuk memastikan pasokan kebutuhan bagi penduduk sipil,” tegasnya.
Jerman selama ini dikenal sebagai salah satu mitra pertahanan terdekat Israel di Eropa. Keputusan pembekuan ekspor ini hanya berlaku untuk persetujuan baru, sementara pengiriman dari kontrak lama tetap berjalan, kecuali senjata tersebut berpotensi digunakan di Gaza, maka pengirimannya dapat ditunda.
Data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mencatat, antara 2020 hingga 2024 Jerman menyumbang sekitar sepertiga pasokan senjata Israel, termasuk fregat angkatan laut, torpedo, kendaraan lapis baja, truk militer, senjata antitank, dan amunisi. Peneliti SIPRI, Zain Hussain, mengatakan kepada Deutsche Welle bahwa Israel sangat bergantung pada Jerman untuk kemampuan angkatan lautnya, termasuk pesanan kapal selam. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: Rencana Israel Ambil Kendali Penuh Gaza Harus Dihentikan