Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JERMAN TOLAK KERJA SAMA DENGAN REZIM ASSAD

Syauqi S - Selasa, 1 Desember 2015 - 17:26 WIB

Selasa, 1 Desember 2015 - 17:26 WIB

426 Views ㅤ

Menteri Pertahanan <a href=

Jerman, Ursula von der Leyen (Foto : AA)" width="300" height="203" /> Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen, yang menginginkan Presiden Suriah Bashar al-Assad mengundurkan diri (Foto : Anadolu Agency)

Berlin, 19 Shafar 1437/1 Desember 2015 (MINA) – Jerman telah menolak atau mengesampingkan segala bentuk kerja sama dengan tentara rezim Presiden Bashar Al-Assad dalam memerangi kelompok bersenjata Islamic Stae (ISIS/Daesh).

Pernyataan itu disampaikan selang beberapa hari setelah pemerintah Berlin mengumumkan rencana untuk mengambil peran militer yang lebih aktif di Suriah dalam memerangi ISIS. Demikian harian Daily Sabah melaporkannya, Selasa (1/12), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman, Jens Flosdorff, mengatakan kepada wartawan pada Senin (30/11), Jerman meyerukan sebuah aliansi yang lebih luas untuk melawan ISIS dan kerjasama yang lebih erat antara pihak-pihak di kawasan itu tanpa melibatkan pasukan rezim Assad.

“Tidak akan ada kerjasama dengan Assad dan tidak akan ada kerjasama dengan pasukan yang beroperasi di bawah komando Assad,” kata Flosdorff saat konferensi pers di Berlin.

Baca Juga: Universitas Belanda Bekukan Kerja Sama dengan 3 Universitas Israel

Pernyataan Flosdorff datang menyusul spekulasi di media Jerman dalam beberapa hari terakhir, yang menyebut Pemerintah Berlin sedang mempertimbangkan untuk melibatkan pasukan rezim Suriah dalam koalisi internasional melawan ISIS.

Sementara wakil juru bicara pemerintah, Christiane Wirtz, mengatakan pada Senin, Jerman mendukung pembentukan pemerintahan transisi di Suriah melalui perundingan Wina. Pemerintah Berlin mengatakan, Presiden Assad tidak bisa ambil bagian dalam perundingan damai Suriah.

“Bagi pemerintah Jerman, Assad tidak dapat menjadi bagian dari solusi politik jangka panjang di Suriah,” ujarnya.

Dihadapkan pada krisis pengungsi yang membanjiri ‘Negeri Bavaria’ itu akibat konflik Suriah yang juga dipicu oleh ISIS, Pemerintah Jerman telah meningkatkan upaya diplomatik untuk menubuhkan solusi politik di Suriah.

Baca Juga: Presiden Brasil: Yang Terjadi di Gaza adalah Genosida

Setelah serangan ISIS di Paris, Jerman juga telah memutuskan untuk mengambil peran militer lebih aktif di Suriah dengan mengirimkan sejumlah jet pengintai, pesawat tanker, dan kapal perang ke kawasan tersebut. Langkah itu untuk menyokong Perancis dalam kampanye melawan ISIS.

Flosdorff mengatakan, penasihat militer telah merekomendasikan untuk mengirimkan hingga 1.200 personel militer sebagai bagian dari misi yang direncanakan. Namun, ia menggarisbawahi, belum ada keputusan akhir yang diambil pemerintah terkait rencana itu.

Kabinet Kanselir Jerman Angela Merkel diperkirakan akan memutuskan setiap rincian dari misi itu pada Selasa (1/12).

Televisi publik Jerman, ARD, melaporkan biaya tahunan untuk misi tersebut diperkirakan sekitar US$142 juta (Rp1,9 triliun).

Baca Juga: Erdogan: Perundingan Rusia-Ukraina di Istanbul Langkah Bersejarah untuk Akhiri Perang

Sejauh ini, ‘Negeri Bavaria’ telah menahan diri dalam mengambil peran militer aktif dalam serangan udara terhadap ISIS, tetapi berfokus pada pelatihan pasukan Kurdi Peshmerga di Irak Utara.

Keputusan pemerintah Jerman baru-baru ini untuk memberikan dukungan militer bagi Perancis, memerlukan persetujuan parlemen. Namun, keputusan itu tampaknya akan berjalan meyakinkan karena mitra koalisi Merkel merupakan mayoritas di parlemen. (T/P022/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Sekjen PBB: Masyarakat Internasional Miliki Kewajiban Wujudkan Solusi Dua Negara

Rekomendasi untuk Anda