JERMAN TOLAK PENGIRIMAN SENJATA KE KURDI IRAK

Pemerintah Jerman tolak pasok senjata ke Irak (Gambar: AA)
Pemerintah tolak pasok ke Irak (Gambar: AA)

Berlin, 16 Syawwal 1435/12 Agustus 2014 (MINA) – Pemerintah Jerman telah menolak memasok senjata ke untuk membantu perjuangan mereka melawan militan (IS) atau /ISIL.

Pernyataan itu muncul pada Senin (11/8) setelah kelompok bersenjata Negara Islam pekan lalu menguasai kota-kota Irak, Sinjar dan Rabia di provinsi Nineveh sesudah terjadi bentrokan intens, yang memaksa ribuan warga Irak, termasuk etnis Turkmen, Arab dan Yazidis melarikan diri.

“Pemerintah tetap berkomitmen terhadap prinsip tidak memasok senjata apa pun ke zona perang dan konflik,” kata Juru Bicara Pemerintah Jerman Steffan Seibert, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.

“Fokus kami adalah untuk menyediakan secepat mungkin bantuan kemanusiaan konkret untuk orang-orang di sana yang sangat membutuhkan.”

Seibert mengatakan Pemerintah Jerman telah meningkatkan pengeluaran untuk bantuan kemanusiaan ke wilayah Irak Utara sebesar € 4,4 juta ($ 5,9 juta atau sekitar Rp 69,620 milyar)

Sementara itu, Presiden Pemerintah Daerah Kurdi, Massoud Barzani, menyerukan negara-negara Eropa pada Ahad untuk membantu persenjataan berat dan kendaraan lapis baja pasukan Kurdi Peshmerga.

Karl-Georg Wellmann, seorang Anggota Parlemen senior dari Partai Kanselir Angela Merkel, Persatuan Demokrat Kristen (CDU), mendesak dukungan kuat bagi Kurdi Irak.

“Kita harus mendukung Kurdi dalam perjuangan mereka melawan negara teroris yang muncul, dan menyediakan mereka apa yang mereka butuhkan,” katanya kepada radio publik DLF.

Sebelumnya, August Hanning, mantan Direktur Dinas Rahasia Jerman, BND, mendesak pemerintah untuk memasok senjata ke kelompok-kelompok Kurdi Irak.

“Pemerintah Jerman harus cepat menyediakan Kurdi dengan sistem persenjataan modern,” kata Hanning kepada media mingguan Bild am Sonntag.

Pasukan keamanan Kurdi Irak yang dikenal sebagai Peshmerga, dilaporkan menguasai kota Kurdi Utara, Makhmur di provinsi Erbil pada 10 Agustus, setelah tiga hari bentrokan sengit dengan gerilyawan yang berafiliasi dengan militan Negara Islam.

Serangan pasukan Kurdi yang didukung oleh kelompok-kelompok Kurdi bersenjata lainnya termasuk Partai Buruh Kurdistan dan Unit Perlindungan Populer Kurdi (YPG) yang berbasis di Suriah.

Milisi ISIL menarik diri dari kota setelah menderita banyak korban, meninggalkan kendaraan dan peralatan tempurnya. (T/P09/IR)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0