Berlin, (MINA) – Pemerintah Jerman menunda pelatihan militer pasukan Peshmerga Kurdi di Irak utara yang tengah mengalami kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan di kota Kirkuk.
“Kegiatan pelatihan militer telah ditunda sementara,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Jerman kepada Anadolu Agency, Senin (16/10).
Ia menambahkan bahwa para pejabat memantau secara seksama perkembangan dalam koordinasi yang erat dengan sekutu dalam koalisi anti-ISIS.
Jerman telah memberikan pelatihan militer untuk pasukan Peshmerga Kurdi sejak 2015 untuk mendukung perang melawan ISIS di wilayah tersebut. Demikian Anadolu Agency memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Sebagai bagian dari misi pelatihan angkatan bersenjata Jerman atau Bundeswehr, ditempatkan sekitar 150 tentara Jerman di Erbil, ibu kota Kurdistan (KRG) di Irak utara.
Bulan lalu pemerintah Jerman mengkritik langkah sepihak KRG mengadakan referendum kemerdekaan yang dianggap tidak sah dan meminta dialog antara pemerintah Erbil dan Baghdad untuk menyelesaikan masalah mereka.
Ketegangan antara pemerintah pusat Irak dan Erbil terus meningkat sejak pemungutan suara pada 25 September yang diadakan di daerah-daerah yang dikuasai Kurdi dan di beberapa wilayah yang disengketakan, termasuk kota Kirkuk yang kaya akan minyak.
Jajak pendapat tersebut sangat ditentang oleh sebagian besar aktor regional dan internasional, termasuk Amerika Serikat, Turki dan Iran yang memperingatkan bahwa hal itu akan mengalihkan perhatian dari perang Irak melawan terorisme serta bisa membuat kawasan tidak stabil.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Tentara Irak memulai beroperasi pada Senin pagi yang bertujuan mengendalikan kentor pemerintah, fasilitas militer dan ladang minyak di Kirkuk.
Pasukan Peshmerga Kurdi dilaporkan mundur dari kota dan pinggiran kota sebelum tentara Irak maju. (T/R03/RI-1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu