JIC Akan Gelar Konferensi Internasional Islamic Centre Dunia

(Foto: Istimewa)

, MINA – Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) yang sering disebut juga dengan nama Jakarta (JIC) untuk kali pertama akan menghelat Konferensi Internasional Islamic Center Dunia, acara yang akan digelar pada Selasa-Rabu, 22-23 November 2022.

Menurut informasi yang dihimpun dari laman resmi JIC, Jumat (18/11), meski Masjid JIC sedang mengalami musibah, kubah yang ada terbakar, namun mereka tetap menyelenggarakan acara internasional yang sudah diprogramkan.

Acara yang akan dilaksanakan secara hybrid ini rencananya akan menghadirkan Pengurus Islamic Centre Internasional, diantaranya, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Mesir, Arab Saudi, Pakistan, Cina, Korea, Amerika Serikat dan Inggris. Bahkan peserta dari Sudan, Turki, India, Jepang, dan Malaysia menyatakan siap hadir.

Dalam acara tersebut panitia juga mengundang islamic center-islamic center yang ada di Indonesia. Selain Islamic center juga masjid raya, ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, MUI, juga diundang.

Kegiatan konferensi akan digelar di banyak tempat, selain di Masjid Raya Islamic Centre, juga di Masjid Istiqlal dan konferensinya di Hotel Mercure Ancol.

Ketua panitia acara tersebut Ustadz Agus Handoko, M.Phil., mengatakan, kegiatan ini diadakan dalam rangka meneladani Rasulullah SAW dalam membangun peradaban di Madinah dengan mempersatukan masyarakat Madinah yang terdiri dari latar belakang suku yaitu ‘Aus dan Khajraz, kemudian kaum Muhajirin (penduduk Mekah) dan Anshar (penduduk Madinah).

“Bahkan penduduk Yahudi sekalipun menyetujui kesepakatan bersama ini, kesepakatan yang luar biasa ini disebut sebagai Piagam Madinah,” kata Ustadz yang karib disapa Gus Han ini

Dia menilai pentingnya peristiwa dipersatukannya suku-suku di Madinah ini, maka ustadz yang juga ketua panitia kegiatan tersebut meminta umat Islam hendaknya berusaha untuk menjalin persaudaraan muslim dengan melakukan berbagai kegiatan positif.

Gus Han berharap dari pelaksanaan Konferensi Internasional Islamic Centre Dunia dapat menjadi ajang silaturrahim Ulama dan Umara, sehingga dapat memperkuat peran strategis Islamic Centre sebagai basis Gerakan Pembangunan (amar ma’ruf nahi munkar), Sumber Daya Muslim yang berkualitas dan kemandirian ekonomi umat.

“Tentunya semoga ajang silaturrahim ini dapat mewujudkan visi misi menjadi Pusat Peradaban Dunia,” pungkasnya.

Sebagai masjid besar dan islamic centre, Jakarta Islamic Centre tak hanya ingin menjadi pusat peribadatan tapi juga markas peradaban dan  pusat kajian Islam.

Islamic centre sendiri disebut fenomena baru yang ada di Barat. Di kota-kota besar Eropa dan Amerika dan di negara-negara di mana ummat Islam minoritas, di sana komunitas muslim biasa mendirikan lembaga yang diberi label “islamic centre”.

Sebab terminologinya baru, mempunyai daya tarik dan bobot. Selanjutnya, istilah Islamic centre sangat populer hingga juga dipakai di mana-mana termasuk di negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, seperti di Indonesia.(R/R1/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)