Gaza, MINA – Gerakan Jihad Islam Jumat (12/7) mengutuk pelanggaran pasukan pendudukan Israel terhadap Masjid Ibrahimi di kota Hebron, selatan Tepi Barat yang diduduki, dan memperingatkan Palestina tidak akan diam dalam melihat “kejahatan” baru yang bertujuan untuk mengubah Masjid itu.
Pasukan pendudukan Israel menutup halaman Masjid Ibrahimi dalam upaya mengubah fitur-fiturnya, kata seorang pejabat Palestina. Rekaman yang dibagikan di media sosial memperlihatkan derek memasang struktur logam di area tersebut.
“Pemerintah Israel terus berupaya mengubah fitur masjid dan melakukan Yahudisasi terhadapnya,” kata Ghassan Al-Rajabi, Pejabat Otoritas Wakaf Hebron, kepada Anadolu.
Dia menyebut tindakan Israel sebagai “serangan besar” terhadap tempat ibadah umat Islam.
Baca Juga: UNICEF: 2.500 Anak Gaza Harus Dievakuasi untuk Perawatan Medis di Luar Negeri
“Masjid itu murni wakaf Islam dan pemerintah Israel tidak berhak atasnya,” katanya.
“Israel mengeksploitasi keadaan perang [di Gaza] untuk melaksanakan agenda mereka dengan merebut tempat-tempat suci,” kata Al-Rajabi.
Sementara itu, gerakan Jihad Islam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kejahatan Israel terhadap masjid tersebut terjadi dalam konteks rencananya untuk melakukan Yudaisme bersama dengan tempat-tempat suci lainnya, memaksakan pembagian ruang dan waktu pada masjid tersebut, dan mengacaukan Sejarah, hukum dan situasi keagamaan yang ada di Masjid Ibrahimi serta mengubah identitas Islamnya.”
Gerakan tersebut menekankan, rakyat Palestina tidak akan tinggal diam dalam menghadapi serangan-serangan ini dan akan menghadapinya dengan sekuat tenaga untuk mempertahankan tanah dan kesucian mereka, serta martabat umat Islam.
Baca Juga: Israel akan Ajukan Banding terkait Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Pada gilirannya, Mufti Agung Yerusalem dan wilayah Palestina, Muhammad Hussein, mengatakan upaya pasukan pendudukan untuk menghancurkan atap halaman masjid adalah “sebuah upaya untuk melakukan Yahudisasi terhadap tempat tersebut, mengubah fitur, struktur dan tampilan luarnya serta melanggar hak asasi manusia.”
Dia menambahkan ini merupakan serangan serius terhadap landmark masjid, sebuah provokasi terhadap perasaan umat Islam, sebuah serangan terhadap kebebasan beribadah di sana, dan menandakan peningkatan yang berbahaya terhadap kesucian Palestina.
Setelah pembantaian 29 jamaah Palestina pada tahun 1994 di dalam masjid oleh pemukim ekstremis Yahudi, Baruch Goldstein, pihak berwenang Israel membagi kompleks masjid antara jamaah Muslim dan Yahudi. Namun pasukan pendudukan secara teratur menutup masjid untuk jamaah Muslim agar pemukim dapat merayakan hari raya mereka.
Hebron adalah rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim garis keras Yahudi yang tinggal di serangkaian daerah kantong khusus Yahudi yang dijaga ketat oleh pasukan Israel. []
Baca Juga: Biden Setujui Pengiriman Senjata Baru ke Israel Senilai 680 Juta USD
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Kembali Serang Rumah Sakit Indonesia